- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Orang Indonesia adalah
orang yang berlagak lebih mengetahui segala sesuatunya lebih dari ahlinya!
makanya sampai sekarang saya selalu mendengar dan melihat orang berbicara
keunggulan kapitalisme tanpa mengetahui keunggulan komunis sosialisme.
Mempelajari sesuatu itu selalu lebih berguna dari tidak mempelajarinya...saya
buat trid ini bukan mendorong anda menjadi komunis atau sosialis...tapi
memberikan anda bahan pembanding strategi politik yang merukapakn antitesis
dari kapitalisme...anda yang bijak akan memperoleh hasilnya/sintesis anda
yang kurang bijaka kan tenggelam dengan kebodohan anda sendiri. disini saya
sajikan komunisme sebagai antitesis dari kapitalisme dan kapitalisme sebagai
bahan pembandingpun saya sajikan.
Sosialisme Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.Sosialisme sebagai ideologi
Menurut penganut Marxisme, terutama Friedrich
Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah
manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa pencerahan
abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis de
Condorcet, Voltaire, Rousseau, Diderot, Abbé de Mably, dan Morelly, mengekspresikan
ketidakpuasan mereka atas berbagai lapisan masyarakat di Perancis.
Sejak abad ke-19, sosialisme telah berkembang ke
banyak aliran yang berbeda, yaitu:
*Anarkisme, terutama Sosialisme libertarian
* Anarko-Sindikalisme
* Komunisme
* Marhaenisme
* Marxisme
* Sindikalisme
* Sosialisme Afrika
* Sosialisme Arab
* Sosialisme Demokratik
* Sosialisme International
* Sosialisme Kristen
* Sosialisme Utopia
Gerakan sosio-politik maupun intelektual dalam Marxis-Sosialis dapat dikelompokkan lagi menjadi:
* Albanianisme
* Komunisme konsiliasi
* Juche
* Kastroisme
* Komunisme kiri
* Leninisme
* Maoisme
* Marxis humanisme
* Situasionisme
* Stalinisme
* Trotskyisme
Sosialisme sebagai sistem ekonomi
Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup
sederhana. Berpijak pada konsep Karl Marx tentang penghapusan kepimilikan hak
pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status kepemilikan swasta
dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan masyarakat
banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan sebagainya.
Sejumlah pakar ekonomi dan sejarah telah
mengemukakan beberapa masalah yang berkaitan dengan teori sosialisme.
Diantaranya antara lain Milton Friedman, Ayn Rand, Ludwig von Mises, Friedrich
Hayek, dan Joshua Muravchik. Kritik dan keberatan tentang sosialisme dapat
dikelompokkan menjadi:
* Insentif
* Harga
* Keuntungan dan kerugian
* Hak milik pribadi
Komunisme
Komunisme adalah salah satu
ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir
sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu
mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan
Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh
dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula
disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial
harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan
sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat
diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh
Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan
tidak lagi diminati.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem
sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu
sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara
untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi
pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat
meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat
itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara
lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah
Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
Maoisme
Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.
Indonesia dan komunisme Indonesia
pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada
tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara
tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis internasional seperti Tan Malaka
misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam
perjuangan di berbagai negara seperti di China, Indonesia, Thailand, dan
Filiphina. Bukan sperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme
menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi
dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak
menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut
komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan
pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka
|
|||
Indonesia lahir dari
sosialisme!(Moh Hatta), Sosialisme kerakyatan bebeda
dengan sosialisme komunis!
>>Socialism refers to a broad array of
ideologies and political movements with the goal of a socio-economic system
in which property and the distribution of wealth are subject to control by
the community.[1] This control may be either exercised through popular collectives
such as workers’ councils or on behalf of the people by the state. As an
economic system, socialism is often characterized by state, worker, or
community ownership of the means of production, goals which have been
attributed to, and claimed by, a number of political parties and governments.
The modern socialist movement largely originated in
the late–19th century working class movement. During this period, the term “socialism”
was first used by European social critics, who spoke against capitalism and
private property. Karl Marx, who helped
establish and define the modern socialist movement, wrote that socialism would be achieved through class struggle and a >>proletarian revolution.[2] Marxism has had a lasting influence on most branches ofsocialism.
Misalnya dibandingkan dengan sosialisme-demokrasi: Sosialisme-Demokrasi
(Kerakyatan) di Indonesia berbeda dengan “sosialisme komunisme” ala Moskow.
Karena dalam sistem komunisme-moskow, manusia hanyalah bagian abstrak dari
sebuah kelompok, kelas atau kolektif sistem. Komunis hanya memandang manusia
sebagai tenaga kerja saja, hanya bagian sebagai faktor produksi.
Komunis juga berbeda dengan sosialisme-kerakyatan
dalam hal semangat dan mental. sosialisme di Indonesia yang berbasis
demokrasi mengannggap pentingnya peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Komunis-moskow
dalam teori dan prakteknya juga berbeda dengan sosialisme-kerakyatan dimana
komunisme dalam pengertian persatuan/kesatuan dan kesamaan hak hidup
manusia/egalitarian. Komunis-moskow mengenal solidaritas antar-kelas tapi
pada prakteknya, komunisme-moskow hanya bertujuan menegakan ‘disiplin partai’
saja.
Dalam prakteknya, komunisme-moskow menganggap kelompok atau orang yang tidak seanggapan dengan partai sebagai musuh. Sosialisme-Kerakyatan tidak begitu.Oleh karena itu, Komunisme-Moskow justru bertolak belakang dengan sosialisme berbasis demokrasi.
( Referensi: Sjahrir: Indonesian Socialism ,1951 ) dalam
buku buku lama seperti Brackman, Indonesia Communism (1963), sosialisme-demokrasi
sering dikategorikan sebagai “Right-Wing Socialism” sementara Moscow based
komunism dianggap sebagai “Left-Wing
Socialism” (?). sosialisme-moskow ini pada periode 1920-1950 sering dianggap sebagai “Komunisme-Stalin”. Kita tengok kebelakang, Agus salim, pada 1918 di sebuah sidang SI mengutarakan “Sosialisme sudah ada pada ajaran agama dari ratusan tahun yang lalu”. Bung Hatta pada 1948 pun berpendapat “Sosialisme di Indonesia adalah sosialisme yang berasal dari Barat, akan tetapi sosialisme di Indonesia adalah sebuah sinkretis antara sosialisme barat dan sosialisme yang berasal dari Agama.basisnya adalah , jika ada sepotong roti, bagilah roti itu kepada temanmu”.
( Referensi: Marx, Mohammedan and Marhaenism, 1961)
Selanjutnya, Hatta menjelaskan, sistem ekonomi komunis adalah suatu perekonomian
yang terpimpin sama sekali dari pusat. Kemerdekaan bergerak bagi bagian
bagianya tidak ada. Seluruh sistem ini merupakan apa yang disebut dalam
bahasa Inggris “pure collectivism”. Disini tidak ada tempat bagi ‘perusahaan
pribadi’ atau koperasi sebagai badan usaha yang mempunyai otonomi. Oleh karena
disini pimpinan dipusatkan sepunuhnya dan hanya pimpinan pusat yang
memutuskan, maka rakyat tidak ada mempunyau tujuan dan semangat ekonomi
sendiri.
Konkurensi hanya ada dan dianjurkan dalam hal
perlombaan bekerja, untuk memperoleh sistem bekerja yang terbaik serta hasil
yang terbesar. Selanjutnya , Hatta menjelaskan perbedaan sosialisme-demokrat
dan sosialisme-komunis sbb:
Ditilik benar-benar, Marx adalah nabi dari
sosialisme. sosialisme sepeninggalnya terpengaruh oleb 3 macam aliran. Ada
aliran jang mau memperbarui pandangan teori dan politiknja, disesualkan
dengan kenjataan. Aliran ini disebut revisionisme dan reformisme jang
dianjurkan oleh Bernstein. Revisionisme, karena mengadakan ” perubahan pada
teori. Reformisme, karena menempuh djalan ke sosialisme dengan mengadakan
reform, perubahan berangsur-angsur pada kapitalisme dengan mengutarakan perdjuangan
didalam parlemen. Mereka pertjaja, dengan pelaksanaan demokrasi kaum buruh
lambat-laun akan mentjapai suara jang terbesar dalam parlemen. Ada aliran
jañg berpegangan teguh kepada adjaran Marx, aliran dogmatik jang mula-mula
dipimpin oleh Karl Kautsky.
Ada pula aliran, jang secara teori tetap berpegang
kepada Marx, tetapi dalam politik menempuh djalan jang revolusioner. Aliran
ini dipimpin oleh Lenin. Adjarannja terkenal kemudian sebagai Komunisme ala
Lenin atau leninisme. Menurut Lenin, untuk melaksanakan peralihan dari kapitalisme
ke sosialisme, orang tak perlu menunggu sampai kapitalisme matang, tetapi setiap
ada kesempatan bĂĄgi kaum buruh untuk merebut kekuasaan,
kesempatan itu dipergunakan sepenuh-penuhnya.. Aliran jang pertama dan kedua tetap didalam gerakan partai sosial-demokrasi, sebagai sajap kanan dan sajap kiri. sedangkan Lenin memisahkan diri.
mendirikan organisasi sendiri yang kemudian menjadi
partai komunis. bagi lenin, untuk mencapai tudjuan tidak perlu adanya partai
massa. Aksinya didasarkan kepada anggota inti yang sedikit jumlahnya, tetapi bertekad
keras dan berdisipin saja. Kemudian. ada lagi gerakan sosialisme jang lepas
sama sekali dari adjaran Marx. Sosialisme tidak lagi dipahamkan sebagai
susunan masjarakat baru jang datang dengan sendirinja sebagal pembawaan
per-kenbangan masyrakat atas dorongan hukum dialektikme melainkan dikehendaki sebagal tuntutan hati. Sosialisme dipandang sebagal suatu pergaulan hidup jang mendjamln kemakmuran bagi segala orang, kemakmuran jang senantiasa bertambah besar.
Tetapi bagaimana djuga berbeda pendapat tentang
sosialisme dan tjara mencapainya, dalam satu hal ada persamaan : Semua
Sosialisme menghendaki suatu pergaulan hidup, dimana tidak ada lagi
penindasan dan penghisapan dan dijamin bagi rakjat, bagi tiap-tiap orang,
kemakmuran dan kepastian penhidupan serta perkembangan dan kepribadianya.
( Referensi: Hatta: Persoalan Ekonomi sosialis Indonesia
, Kuliah di
UI pada 1961)
Nah , kalau ditinjau secara dialektikal historis,
keadaan Indonesia pada 1930 ( Dunia mengalami great depression–>harga raw
material dari indies jatuh, kehidupan berpolitik di berangus meskipun ethical
policy masih digunakan), partai sekuler yang berbasis di Indonesia
dikategorikan menjadi (Brackman,1961):
- nasionalis otoriter (Soekarno dengan Old PNI dan
Partindo-nya)
- sosialis demokrat (Hatta dan sjahrir dengan PNI
baru-nya)
- nasionalis-Komunis-Trotskyisme (Tan Malaka dengan
PARI-nya)
- Komunis-Moskow (Musso dengan PKI Illegalnya).
Indonesia merdeka pada Agustus 1945, masing2 partai
dan ideologi tersebut berkembang dan menjadi basis pemerintahan, kabinet
Achmad Subardjo pertama merupakan kabinet bayangan Tan Malaka (PARI), kabinet
Sjahrir (tiga kali) merupakan kabinet dengan warna sosial-demokrat, kabinet Amir
Sjarifudin adalah representasi dari PKI(meskipun saat itu masih menggunakan
partai sosialis dan bergabung dengan kubu Sjahrir). Selanjutnya Kabinet Hatta
juga merupakan kabinet sosialis-demokrat yang mayoritas berbasis agama
(Masyumi).
__________________
|
Sosialisme Ilmiah
Sosialisme adalah
anti-tesis (lawan) dari kapitalisme. Segala nilai, moral, tata-berpikir,
susunan kemasyarakatan dan cara kerja yang ada di bawah kapitalisme
mendapatkan lawannya di bawah sosialisme. Jika kapitalisme mendewakan kepentingan pribadi, maka sosialisme
mendahulukan kepentingan orang banyak. Jika kapitalisme mengejar kekayaan
perorangan, sosialisme bekerja demi pemerataan kesejahteraan.
Jika kapitalisme
memperkenankan eksploitasi terhadap alam dan perempuan (termasuk seksualitas)
demi memberi keuntungan pada segelintir orang, sosialisme berusaha keras
memelihara keharmonisan dengan alam dan martabat perempuan.
Jika kapitalisme
menggunakan upah sebagai alat untuk membius buruh agar bekerja membanting
tulang di pabrik-pabrik, sosialisme menggunakan alat-alat kesejahteraan
sosial untuk membuat kehidupan buruh bertambah nyaman.
Jika kapitalisme
memperkenankan perang untuk berebut sumberdaya dan memaksa pihak yang lemah
untuk tunduk, sosialisme berupaya memajukan perdamaian dunia dan hanya
memperkenankan perang sebagai alat bela diri.
Jika kapitalisme
menghancurkan perikehidupan bertani dengan perampasan-perampasan tanah,
sosialisme berusaha memajukan pertanian dengan melatih kaum tani bekerja
dengan cara produksi yang modern dalam kemandirian dan kebersamaan.
Pendeknya, sosialisme
berusaha membalik segala keburukan dan dampak kapitalisme.
Sosialisme ilmiah
adalah salah satu cabang sosialisme yang memandang bahwa sosialisme tidaklah
dapat dibangun di ruang hampa. Sosialisme adalah penerus kapitalisme, dalam
arti sosialisme akan menggantikan kapitalisme sebagai cara hidup. Karena
sosialisme adalah penerus kapitalisme, ia akan membangun dirinya dengan
memanfaatkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai kapitalisme. Karena
sekalipun dicapai dengan mengorbankan rakyat banyak, tak dapat disangkal
bahwa kapitalisme menghasilkan berbagai kemajuan. Sosialisme ilmiah tidak
menolak kemajuan ini, melainkan akan merangkulnya, memberinya arah baru
sehingga bermanfaat bagi khalayak ramai, dan mengaturnya secara demokratis,
di mana semua orang – laki-laki dan perempuan – berhak bersumbang-saran dan
bahu-membahu demi kemajuan bersama.
Sosialisme ilmiah juga menganggap bahwa kemajuan
ilmu pengetahuan adalah cara terbaik untuk melatih kelas pekerja dan rakyat
pekerja lainnya agar mampu merebut dan mengendalikan kekuasaan (jika sudah
tergenggam). Kelas pekerja dan rakyat pekerja pada umumnya harus menguasai
ilmu pengetahuan modern, mampu menggunakan analisa dan teknik modern untuk
memecahkan masalah serta meninggalkan tradisi lama yang menghambat
kemajuan-kesetaraan-keadilan. Dengan demikian, kelas pekerja tidak akan lagi
menjadi warganegara kelas dua, yang hanya memiliki otot tapi tidak punya otak
– seperti anggapan para penguasa dan (sayangnya) sebagian besar kelas pekerja
itu sendiri.
Sosialisme bukan sekedar panggilan moral melainkan sebuah seruan agar rakyat pekerja memegang sendiri kekuasaan secara ekonomi dan politik. Sosialisme yang diinginkan adalah sistem masyarakat di mana rakyat pekerja, mereka yang tidak memiliki modal dan harus menjual tenaganya agar dapat hidup, memegang kendali atas hidup mereka sendiri. Secara praktek, hal ini dapat diwujudkan jika rakyat pekerja memegang kekuasaan atas negara, dengan demikian, segala alat dan sumberdaya yang ada pada negara akan dapat digunakan sebaik-baiknya demi kepentingan meningkatkan kesejahteraan rakyat pekerja. Hanya jika demikianlah semua UU dan peraturan negara, pembagian anggaran dan dana publik, birokrasi dan kependudukan, serta tata-pembangunan secara umum akan berpihak pada rakyat pekerja |
|||
Neo Liberalisme! Alat kapitalisme
mencapai tujuan.
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham
ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik yang mengurangi atau
menolak campur tangan pemerintah dalam ekonomi domestik. Paham ini
memfokuskan pada metode pasar bebas, pembatasan yang sedikit terhadap
perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi.
Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat
kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis,
menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer.
Pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas.
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan
politik multilateral, melalui berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti
WTO dan Bank Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintahan
sampai titik minimum. Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas berhasil
menekan intervensi pemerintah (seperti paham Keynesianisme), dan melangkah
sukses dalam pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Untuk meningkatkan efisiensi
korporasi, neoliberalisme berusaha keras untuk menolak atau mengurangi
kebijakan hak-hak buruh seperti upah minimum, dan hak-hak daya tawar kolektif
lainnya.
Neoliberalisme bertolakbelakang dengan sosialisme,
proteksionisme, dan environmentalisme. Secara domestik, ini tidak langsung
berlawanan secara prinsip dengan poteksionisme, tetapi terkadang menggunakan
ini sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka pasarnya.
Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan
lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya
menjadi prioritas terbesar dalam hubungan internasional dan ekonomi. Sekilas
tentang pandangan kaum libertarian
Bagi kaum liberal, pada awalnya
kapitalisme dianggap menyimbolkan kemajuan pesat eksistensi masyarakat
berdasarkan seluruh capaian yg telah berhasil diraih. Bagi mereka, masyarakat
pra-kapitalis adalah masyarakat feodal yang penduduknya ditindas.
Bagi John Locke, filsuf abad 18, kaum liberal ini adalah orang-orang yg memiliki hak untuk 'hidup, merdeka, dan sejahtera'. Orang-rang yang bebas bekerja, bebas mengambil kesempatan apapun, bebas mengambil keuntungan apapun, termasuk dalam kebebasan untuk 'hancur', bebas hidup tanpa tempat tinggal, bebas hidup tanpa pekerjaan.
Kapitalisme membanggakan kebebasan seperti ini
sebagai hakikat dari penciptaannya. dan dalam perjalanannya, kapitalisme
selalu menyesuaikan dan menjaga kebebasan tersebut. Misalnya masalah upah
pekerja, menurut konsepsi kapitalis, semua keputusan pemerintah atau tuntutan
publik adalah tidak relevan.
Kemudian paham yang terbentuk bagi kaum liberal
adalah kebebasan, berarti: ada sejumlah orang yang akan menang dan sejumlah
orang yg akan kalah. Kemenangan dan kekalahan ini terjadi karena persaingan.
Apakah anda bernilai bagi orang lain, ataukah orang lain akan dengan senang
hati memberi sesuatu kepada anda. Sehingga kebebasan akan diartikan sebagai
memiliki hak-hak dan mampu menggunakan hak-hak tsb dengan memperkecil turut
campur nya aturan pihak lain. "kita berhak menjalankan kehidupan
sendiri"
Saat ini, ekonom
seperti Friedrich von Hayek dan Milton Friedman kembali mengulangi
argumentasi klasik Adam Smith dan JS Milton, menyatakan bahwa: masyarakat
pasar kapitalis adalah masyarakat yg bebas dan masyarakat yang produktif.
Kapitalisme bekerja menghasilkan kedinamisan, kesempatan, dan kompetisi.
Kepentingan dan keuntungan pribadi adalah motor yang mendorong masyarakat
bergerak dinamis.
Kekalahan liberalisme.
Sejak masa kehancuran
Wall Street (dikenal dengan masa Depresi Hebat atau Great Depression) hingga
awal 1970-an, wacana negeri industri maju masih 'dikuasai' wacana politik
sosial demokrat dengan argumen kesejahteraan.
Kaum elit politik dan
pengusaha memegang teguh pemahaman bahwa salah satu bagian penting dari tugas
pemerintah adalah menjamin kesejahteraan warga negara dari bayi sampai
meninggal dunia. Rakyat berhak mendapat tempat tinggal layak, mendapatkan
pendidikan, mendapatkan pengobatan, dan berhak mendapatkan
fasilitas-fasilitas sosial lainnya.
Dalam sebuah konferensi moneter dan keuangan
internasional yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di
Bretton Woods pada 1944, setelah Perang Dunia II. Konferensi yang dikenal
sebagai konferensi Bretton Woods ini bertujuan mencari solusi untuk mencegah
terulangnya depresi ekonomi di masa sesudah perang. Negara-negara anggota PBB
lebih condong pada konsep negara kesejahteraan sebagaimana digagas oleh John
Maynard Keynes. Dalam konsep negara kesejahteraan, peranan negara dalam
bidang ekonomi tidak dibatasi hanya sebagai pembuat peraturan, tetapi
diperluas sehingga meliputi pula kewenangan untuk melakukan intervensi
fiskal, khususnya untuk menggerakkan sektor
riil dan menciptakan lapangan kerja.
Pada kondisi dan suasana seperti ini, tulisan Hayek
pada tahun 1944, The Road Of Serdom, yg menolak pasal-pasal tentang
kesejahteraan dinilai janggal. Tulisan Hayek ini menghubungkan antara
pasal-pasal kesejahteraan dan kekalahan liberal, kekalahan kebebasan
individualisme.
Kebangkitan Neoliberalisme
Perubahan kemudian terjadi seiring krisis minyak
dunia tahun 1973, akibat reaksi terhadap dukungan Amerika Serikat terhadap
Israel dalam perang Yom Kippur, dimana mayoritas negara-negara penghasil
minyak di Timur Tengah melakukan embargo terhadap AS dan sekutu-sekutunya,
serta melipatgandakan harga minyak dunia, yang kemudian membuat para elit
politik di negara-negara sekutu Amerika Serikat berselisih paham sehubungan
dengan angka pertumbuhan ekonomi, beban bisnis, dan beban biaya-biaya sosial
demokrat (biaya-biaya fasilitas negara untuk rakyatnya). Pada situasi inilah
ide-ide libertarian sebagai wacana dominan, tidak hanya di tingkat nasional
dalam negeri tapi juga di tingkat global di IMF dan World Bank.
Pada 1975, di Amerika Serikat, Robert Nozick
mengeluarkan tulisan berjudul "Anarchy, State, and Utopia", yang
dengan cerdas menyatakan kembali posisi kaum ultra minimalis, ultra
libertarian sebagai retorika dari lembaga pengkajian universitas, yang
kemudian disebut dengan istilah "Reaganomics".
Di Inggris, Keith Joseph menjadi arsitek
"Thatcherisme". Reaganomics atau Reaganisme menyebarkan retorika
kebebasan yang dikaitkan dengan pemikiran Locke, sedangkan Thatcherisme mengaitkan
dengan pemikiran liberal klasik Mill dan Smith. Walaupun sedikit berbeda,
tetapi kesimpulan akhirnya sama: Intervensi negara harus berkurang dan
semakin banyak berkurang sehingga individu akan lebih bebas berusaha.
Pemahaman inilah yang akhirnya disebut sebagai "Neoliberalisme".
Paham ekonomi neoliberal ini yang kemudian
dikembangkan oleh teori gagasan ekonomi neoliberal yang telah disempurnakan
oleh Mazhab Chicago yang dipelopori oleh Milton Friedman.
Neoliberalisme
Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasar, dengan pembenaran mengacu pada kebebasan.
Seperti pada contoh kasus upah pekerja, dalam
pemahaman neoliberalisme pemerintah tidak berhak ikut campur dalam penentuan
gaji pekerja atau dalam masalah-masalah tenaga kerja sepenuhnya ini urusan
antara si pengusaha pemilik modal dan si pekerja. Pendorong utama kembalinya
kekuatan kekuasaan pasar adalah privatisasi aktivitas-aktivitas ekonomi,
terlebih pada usaha-usaha industri yang dimiliki-dikelola pemerintah.
Tapi privatisasi ini tidak terjadi pada
negara-negara kapitalis besar, justru terjadi pada negara-negara Amerika
Selatan dan negara-negara miskin berkembang lainnya. Privatisasi ini telah
mengalahkan proses panjang nasionalisasi yang menjadi kunci negara berbasis kesejahteraan.
Nasionalisasi yang menghambat aktivitas pengusaha harus dihapuskan.
Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya
sebuah manajemen ekonomi yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis
permintaan. Sehingga menurut kaum Neoliberal, sebuah perekonomian dengan
inflasi rendah dan pengangguran tinggi, tetap lebih baik dibanding inflasi
tinggi dengan pengangguran rendah. Tugas pemerintah hanya menciptakan
lingkungan sehingga modal dapat bergerak bebas dengan baik.
__________________
|
|||
sambungan...neo liberalisme.
istilah ini biasanya diterapkan pada Democrats
seperti Democratic Leadership Council. Dalam titik ini pemerintah menjalankan
kebijakan-kebijakan memotong pengeluaran, memotong biaya-biaya publik seperti
subsidi, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan publik harus
dikurangi.
Akhirnya logika pasarlah yang
berjaya diatas kehidupan publik. Ini menjadi pondasi dasar neoliberalism,
menundukan kehidupan publik ke dalam logika pasar. Semua pelayanan publik
yang diselenggarakan negara harusnya menggunakan prinsip untung-rugi bagi
penyelenggara bisnis publik tersebut, dalam hal ini untung rugi ekonomi bagi
pemerintah. Pelayanan publik semata, seperti subsidi dianggap akan menjadi
pemborosan dan inefisiensi. Neoliberalisme tidak mengistimewakan kualitas
kesejahteraan umum.
Tidak ada wilayah
kehidupan yang tidak bisa dijadikan komoditi barang jualan. Semangat
neoliberalisme adalah melihat seluruh kehidupan sebagai sumber laba korporasi. Misalnya
dengan sektor sumber daya air, program liberalisasi sektor sumber daya air
yang implementasinya dikaitkan oleh Bank Dunia dengan skema watsal atau water
resources sector adjustment loan. Air dinilai sebagai barang ekonomis yang
pengelolaannya pun harus dilakukan sebagaimana layaknya mengelola barang
ekonomis. Dimensi sosial dalam sumberdaya public goods direduksi hanya
sebatas sebagai komoditas ekonomi semata. Hak penguasaan atau konsesi atas
sumber daya air ini dapat dipindah tangankan dari pemilik satu ke pemilik
lainnya, dari satu korporasi ke korporasi lainnya, melalui mekanisme
transaksi jual beli. Selanjutnya sistem pengaturan beserta hak pengaturan
penguasaan sumber air ini lambat laun akan dialihkan ke suatu badan berbentuk
korporasi bisnis atau konsursium korporasi bisnis yang dimiliki oleh
pemerintah atau perusahaan swasta nasional atau perusahaan swasta atau bahkan
perusahaan multinasional dan perusahaan transnasional.
Satu kelebihan neoliberalisme adalah menawarkan
pemikiran politik yang sederhana, menawarkan penyederhanaan politik sehingga
pada titik tertentu politik tidak lagi mempunyai makna selain apa yang
ditentukan oleh pasar dan pengusaha. Dalam pemikiran neoliberalisme, politik
adalah keputusan-keputusan yang menawarkan nilai-nilai, sedangkan secara
bersamaan neoliberalisme menganggap hanya satu cara rasional untuk mengukur
nilai, yaitu pasar. Semua pemikiran diluar rel pasar dianggap salah.
Kapitalisme neoliberal
menganggap wilayah politik adalah tempat dimana pasar berkuasa, ditambah
dengan konsep globalisasi dengan perdagangan bebas sebagai cara untuk
perluasan pasar melalui WTO, akhirnya kerap dianggap sebagai Neoimperialisme.
Penyebaran Neoliberalisme
Penerapan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara
mencolok dimotori oleh Inggris melalui pelaksanaan privatisasi seluruh Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) mereka. Penyebarluasan agenda-agenda ekonomi
neoliberal ke seluruh penjuru dunia, menemukan momentum setelah dialaminya
krisis moneter oleh beberapa Negara Amerika Latin pada penghujung 1980-an.
Sebagaimana dikemukakan Stiglitz, dalam rangka menanggulangi krisis moneter
yang dialami oleh beberapa negara Amerika Latin, bekerja sama dengan
Departemen keuangan AS dan Bank Dunia, IMF sepakat meluncurkan sebuah paket
kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai paket kebijakan Konsensus Washington.
Agenda pokok paket
kebijakan Konsensus Washington yang menjadi menu dasar program penyesuaian struktural
IMF tersebut dalam garis besarnya meliputi : (1) pelaksanan kebijakan
anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi negara dalam berbagai bentuknya,
(2) pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan, (3) pelaksanaan liberalisasi
sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN.
Indonesia
Di Indonesia, walaupun sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal telah dimulai sejak pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket kebijakan deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.
Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah
Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian
Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF,
pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington
melalui penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir
kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang
sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell.
Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat,
Telkom, BNI, PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang.
di Amerika Serika
Dalam penggunaan di Amerika Serikat, istilah
neoliberalisme dihubungkan dengan dukungan untuk perdagangan bebas dan
welfare reform, tapi tidak dengan tentangan terhadap Keynesianism atau
environmentalism. Dalam konteks AS, misalnya, ekonom Brad DeLong adalah
seorang neoliberal, walaupun ia mendukung Keynesi, income redistribution, dan
pengritik pemerintahan George W. Bush. Dalam penggunaan AS, neoliberalisme
("liberalisme baru") biasanya dihubungkan dengan the Third Way,
atau sosial-demokrasi di bawah gerakan New Public Management. Pendukung versi
AS menganggap bahwa posisi mereka adalah pragmatis, berfokus pada apa yang
dapat berhasil dan melebihi debat antara kiri dan kanan, walaupun liberalisme
baru mirip dengan kebijakan ekonomi center-of-left (seperti halnya di Kanada
di abad ke-20).
Kedua penggunaan ini dapat menimbulkan kebingungan.
The overlapping of these usages can create considerable confusion. Dalam
penggunaan internasional, presiden Ronald Reagan dan United States Republican
Party dipandang sebagai pendukung neoliberalisme. Tapi Reagan tidak pernah
digambarkan demikian dalam diskusi politik di AS, di mana
Kritik
Kritik terhadap neoliberalisme terutama sekali berkaitan dengan negara-negara berkembang yang aset-asetnya telah dimiliki oleh pihak asing. Negara-negara berkembang yang institusi ekonomi dan politiknya belum terbangun tetapi telah dikuras sebagai akibat tidak terlindungi dari arus deras perdagangan dan modal. Bahkan dalam gerakan neoliberal sendiri terdapat kritik terhadap banyaknya negara maju telah menuntut negara lain untuk meliberalisasi pasar mereka bagi barang-barang hasil industri mereka, sementara mereka sendiri melakukan proteksi terhadap pasar pertanian domestik mereka.
Pendukung
antiglobalisasi adalah pihak yang paling lantang menentang neoliberalisme,
terutama sekali dalam implementasi "pembebasan arus modal" tetapi
tidak ada pembebasan arus tenaga kerja. Salah satu pendapat mereka, kebijakan
neoliberal hanya mendorong sebuah "perlombaan menuju dasar" dalam
arus modal menuju titik terendah untuk standar lingkungan dan buruh.
__________________
|
|||
Kapitalisme
Kapitalisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut. Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Perspektif filosofi kapitalisme.
Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia
dalam segala kegiatan ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke
arah positif seperti yang dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik
keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap masyarakat
kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini banyak
dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme,
melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti komunisme.
Kaum klasik kapitalis
Pemerintah mendominasi bidang perdagangan selama
berabad-abad namun kemudian malah memunculkan ketimpangan ekonomi. Para
pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis, yang pada era sebelumnya
mulai memegang peranan penting dalam ekonomi perdagangan yang didominasi
negara atau lebih dikenal dengan merkantilisme, seharusnya mulai melakukan
perdagangan dan produksi guna menunjang pola kehidupan masyarakat. Beberapa
ahli ini antara lain:
Adam Smith
Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik
yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi
masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu
yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak
sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi
suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal
lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa
ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand),
maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi
pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan
yang dilakukan oleh rakyatnya.
__________________
|
Anti globalisasi dan
neoliberalisasi!
Antiglobalisasi adalah suatu
istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan
kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang
mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi"
dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya
menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang
berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka
mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga,
dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap
"antiglobalisasi" sering menolak istilah itu, dan mereka lebih suka
menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua
Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.
Ideologi dan tema perjuangan dalam
gerakan ini
Gerakan antiglobalisasi berkembang pada akhir abad
ke-20 untuk melawan globalisasi aktivitas ekonomi korporasi dan perdagangan
bebas dengan negara-negara berkembang yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas
tersebut.
Para anggota gerakan anti-globalisasi ini biasanya
mendukung alternatif-alternatif sosialis atau sosial demokrat terhadap
ekonomi kapitalis, dan berusaha melindungi penduduk dunia dan lingkungan
hidup dari apa yang mereka yakini sebagai dampak globalisasi yang merusak.
Dukungan untuk LSM hak asasi manusia adalah batu penjuru yang lain dari
agenda gerakan anti-globalisasi. Mereka mendukung hak-hak buruh, gerakan
untuk pelestarian lingkungan hidup, feminisme, kebebasan untuk migrasi,
pelestarian budaya masyarakat adat, keanekaragaman hayati, keanekaragaman
budaya, keamanan makanan, dan mengakhiri atau memperbarui kapitalisme. Banyak
dari para penentang antiglobalisasi ini adalah veteran dalam
kampanye-kampanye dengan tema tunggal, termasuk aktivis anti penebangan liar,
upah yang layak, mengorganisasi serikat buruh, dan kampanye anti-pabrik
garmen biaya rendah. Meskipun kebanyakan anggota gerakan menganggap
kebanyakan atau semua tujuan yang disebut di atas saling melengkapi yang
lainnya, sejumlah masalah (dan kadang-kadang masalah yang kontradiktif) telah
membangkitkan kritik bahwa gerakan ini tidak memiliki tema perjuangan yang konsisten,
utuh, atau realistik.
Meskipun para pendukung gerakan ini sering bekerja
bersama-sama, gerakan itu sendiri heterogen. Ia mencakup pemahaman yang
berbeda-beda dan kadang-kadang malah saling berlawanan tentang proses
globalisas, dan memadukan visi-visi, strategi, dan taktik alternatif. Banyak
dari kelompok dan organisasi ini yang dianggap sebagaib agian dari gerakan
ini tidak dibentuk sebagai antiglobalis, tetapi mempunyai akar dalam berbagai
gerakan-gerakan sosial dan politk yang telah ada sebelumnya (kecuali mungkin
ATTAC). Pendahulu gerakan antiglobalisasi ini adalah gerakan 1968 di Eropa
dan protes melawan Perang Vietnam di Amerika Serikat. Gerakan antiglobalisasi
seperti yang dikenal sekarang berasal dari bertemunya berbagai pengalaman
politik ini ketika para anggotanya mulai melakukan unjuk rasa bersama pada
pertemuan-pertemuan internasional seperti pertemuan WTO 1999 di Seattle atau
Pertemuan Puncak Genoa G/8
Oposisi terhadap lembaga keuangan
internasional dan perusahaan transnasional
Pada umumnya, para pengunjuk rasa percaya bahwa
lembaga-lembaga keuangan internasional dan perjanjian-perjanjian
internasional merusakkan metode-metode pengambilan keputusan lokal. Banyak
pemerintah dan lembaga-lembaga perdagangan bebas yang dilihat bertindak untuk
kebaikan perusahaan-perusahaan transnasional (atau multinasional) (misalnya
Microsoft dan Monsanto). Perusahaan-perusahaan ini dianggap mempunyai hak-hak
istimewa yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia: bergerak bebas melintasi
perbatasan, menggali sumber-sumber alam yang diingini, dan memanfaatkan
keanekaragaman sumber-sumber manusia. Mereka dianggap mampu bergerak terus
setelah melakukan kerusakan yang permanen terhadap modal alam dan
keanekaragaman hayati suatu negara, dalam cara yang tidak mungkin dilakukan
oleh warganegara di tempat itu. Para aktivis juga mengklaim bahwa
perusahaan-perusahaan itu memaksakan suatu "monokultur global".
Karenanya, tujuan bersama dari sebagian gerakan itu adalah mengakhiri status
hukum perusahaan-perusahaan itu sebagai subyek hukum dan pembubaran atau
pembaruan dramatis atas Bank Dunia, IMF, dan WTO.
Para aktivis secara khusus
menggugat apa yang mereka lihat sebagai "penyalahgunaan
globalisasi" dan institusi-institusi internasional yang dirasa mempromosikan
neoliberalisme tanpa rasa hormat terhadap standart adat. Target umum meliputi
Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisation for Economic
Co-operation and Development (OECD) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
serta perjanjian "pasar bebas" seperti NAFTA, FTAA, Multilateral
Agreement on Investment (MAI) dan GATS. Mengingat kesenjangan ekonomi antara
negara-negara kaya dan miskin, penganut gerakan ini mengklaim bahwa
"pasar bebas" sesungguhnya akan menyebabkan bertambahnya kekuasaan
negara-negara industri (sering diistilahkan sebagai "Utara" sebagai
tandingan "Selatan" yang terdiri atas negara-negara berkembang).
Para aktivis juga sering menentang aliansi bisnis seperti Forum Ekonomi Dunia (WEF), Trans Atlantic Business Dialogue (TABD) dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), maupun pemerintah-pemerintah yang mempromosikan persetujuan-persetujuan atau institusi-institusi seperti itu. Yang lainnya berpendapat bahwa, jika perbatasan dibuka bagi modal, perbatasan pun harus dibuka dengan cara yang sama untuk memungkinkan para migran dan pengungsi secara bebas serta berpindah-pindah dan memilih tempat tinggalnya. Para aktivis seperti ini cenderung menjadikan sasaran organisasi-orgasisasi seperti International Organization for Migration dan Schengen Information System.
Terkadang ada juga argumentasi bahwa AS mempunyai
keuntungan khusus dalam ekonomi global karena hegemoni dolar. Klaim ini
menyatakan bahwa dominasi dolar bukanlah semata-mata konsekuensi dari
keunggulan ekonomi AS. Sejarahwan globalisasi mengakui bahwa dominasi dolar
juga didapat melalui kesepakatan politis seperti Bretton Woods System dan
pedagangan minyak OPEC hanya dalam dolar, setelah AS meninggalkan standar
emas dan menggantikannya dengan dollar.
Antiglobalisasi sebagai
Antineoliberalisme
Banyak pihak melihat gerakan ini sebagai tanggapan
kritis terhadap pengembangan neoliberalisme, yang secara luas dianggap telah
dimulai oleh kebijakan Margaret Thatcher dan Ronald Reagan menuju kapitalisme
laissez faire pada tingkat global dengan mengembangkan privatisasi ekonomi
negara-negara dan melemahkan peraturan perdagangan dan bisnis. Para penganjur
neoliberal berpendapat bahwa peningkatan perdagangan bebas dan pengurangan
sektor publik akan membawa manfaat bagi negara-negara miskin dan kepada
orang-orang yang miskin di negara-negara kaya. Kebanyakan pendukung
antiglobalisasi sangat tidak sependapat, dan menambahkan bahwa kebijakan
neoliberal dapat menyebabkan hilangnya kedaulatan lembaga-lembaga demokratis.
Pengembangan "antiperang"
Pada 2003, banyak bagian dari gerakan ini yang
menunjukkan perlawanan luas terhadap perang Irak 2003. Banyak dari mereka
bergabung dengan sekitar 10 juta atau lebih pengunjuk rasa dalam protes
global anti perang Irak pada akhir pekan tanggal 15 Februari. Sebuah
editorial New York Times menyebutnya sebagai "adikuasa kedua
dunia". Pertemuan pencinta damai lainnya telah diorganisir gerakan
antiglobalisasi dalam cara yang sama. Misalnya demonstrasi besar anti perang
Irak yang terjadi di Forum Sosial Eropa pada November 2002 di Florence,
Italia.
Kaum militan anti-globalisasi
kuatir akan berfungsinya lemaga-lembaga demokratis sebagaimana mestinya,
ketika para pemimpin dari banyak negara-negara demokratis (Spanyol, Italia,
Polandia) bertindak melawan keinginan mayoritas rakyat mereka dengan
mendukung peperangan. Noam Chomsky memaparkan bahwa para pemimpin ini
"menghina demokrasi". Para pengkritik argumentasi seperti ini
cenderung menunjuk bahwa ini adalah kritik yang lazim dalam demokrasi perwakilan
— suatu pemerintahan yang terpilih tidak akan selalu bertindak searah dengan
pendukung publik terbesar — dan karena itu, posisi para pemimpin itu tidak
berarti tidak konsisten, karena memang negara-negara ini menganut sistem
demokrasi parlementer.
Dalam pandangan banyak orang di dalam gerakan ini, isu-isu ekonomi erat terkait dengan isu-isu militer.
__________________
|
Pengaruh gerakan antiglobalisasi
Beberapa tulisan kritis yang berpengaruh telah mengilhami
gerakan antiglobalisasi. No Logo, buku karangan wartawan Kanada, Naomi Klein,
yang mengkritik praktek produksi perusahaan-perusahaan multinasional dan
kehadiran pemasarannya yang didorong oleh merek dimana-mana dalam budaya
populer, telah menjadi sebuah "manifesto" dari gerakan ini,
menyajikan dalam cara yang sederhana tema-tema yang dengan lebih akurat telah
dikembangkan dalam tulisan-tulisan yang lain. Di India, beberapa acuan
intelektual dari gerakan ini dapat ditemukan pada tulisan-tulisan Vandhana
Shiva, seorang ahli lingkungan hidup dan feminis, yang dalam bukunya
Biopiracy mendokumentasikan bagaimana kapital alam masyarakat pribumi dan
ecoregion telah diubah ke dalam bentuk-bentuk kapital intelektual, yang
kemudian diakui sebagai properti komersial tanpa membagikan manfaat pribadi
yang telah diperolehnya dengan asalnya. Penulis Arundhati Roy terkenal dengan
aktivitas dan posisi anti-nuklirnya menentang proyek bendungan pembangkit
tenaga listrik raksasa di India yang disponsori oleh Bank Dunia. Di Perancis
majalah bulanan terkenal Le Monde Diplomatique mendukung perjuangan
anti-globalisasi dan sebuah editorial yang dituliso oleh salah seorang
direkturnya, Ignacio Ramonet menghasilkan dasar bagi pembentukan ATTAC.
Tulisan-tulisan dari Jean Ziegler dan Immanuel Wallerstein memberikan rincian
mengenai keterbelakangan dan ketergantungan dunia yang dikuasai oleh sistem
kapitalis. Tradisi pasifis dan anti-imperialis sudah betul-betul mempengaruhi
gerakan ini. Para pengecam kebijakan luar negeri AS seperti Noam Chomsky, dan
almarhumah Susan Sontag, serta perusak komputer anti-globalis The Yes Men
telah secara luas diterima di dalam gerakan.
Walaupun mereka mungkin tidak menyebut diri mereka
sebagai antiglobalis dan kenyataannya adalah pro-kapitalisme, beberapa ekonom
yang tidak sepakat dengan pendekatan neoliberal terhadap lembaga-lembaga
ekonomi internasional sudah sangat mempengaruhi gerakan ini. Development as
Freedom karangan Amartya Sen (pemenang penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi)
berpendapat bahwa pembangunan negara dunia ketiga harus dipahami sebagai
perluasan kemampuan manusia, bukan semata-mata sebagai peningkatan pendapatan
perkapita nasional, dan oleh sebab itu memerlukan kebijakan-kebijakan yang
juga mempertimbangkan kesehatan dan pendidikan, tidak hanya PDB. Usul
penerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi, James Tobin, untuk mengenakan
pajak terhadap transaksi finansial (kemudian dikenal dengan Pajak Tobin)
telah menjadi bagian dari agenda gerakan.
George Soros, Joseph E. Stiglitz (peraih Nobel
lainnya, pernah menjabat di Bank Dunia, penulis Globalization and Its
Discontents) dan David Korten telah membuat argumen untuk meningkatkan
transparansi secara drastis, untuk penghapusan utang, reformasi agraria, dan
restrukturisasi sistem pertanggung jawaban perusahaan. Sumbangan Korten dan
Stiglitz terhadap gerakan ini termasuk ikut serta dalam aksi langsung dan
protes jalanan.
Beberapa negara Katolik Roma seperti Italia dirasakan pula pengaruh peranan agama, terutama dari para misionaris yang lama tinggal di Dunia Ketiga (yang paling terkenal adalah Alex Zanotelli). Pertemuan antara tradisi ini dan tradisi pasca-komunis sering dirasa aneh, tetapi tidak sepenuhnya berselisih.
Sumber internet dan situs web yang memberikan
informasi bebas, seperti Indymedia, adalah sarana penyebaran gagasan bagi
gerakan ini. Kumpulan materi-materi yang luas tentang gerakan spiritual,
anarkisme, sosialisme libertarian, dan Gerakan Hijau yang sekarang tersedia
di internet mungkin lebih berpengaruh daripada buku cetakan. Tulisan-tulisan
Arundhati Roy, Starhawk, dan John Zerzan, khususnya, yang mulanya tidak
dikenal, telah mengilhami kritik yang membela feminisme, proses konsensus dan
pemisahan diri politik.
Organisasi Walaupun tahun-tahun sebelumnya penekanan lebih telah diberikan untuk alternatif kontruksi akar rumput bagi globalisasi (kapitalis), gerakan ini semakin besar dan terbuka dalam mengorganisir massa pendukung dengan kampanye luas untuk aksi-aksi langsung dan pembangkangan sipil. Model pengorganisiran seperti ini, terkadang dibawah jaringan Peoples' Global Action, berusaha menyatukan berbagai kasus berbeda untuk bergabung bersama dalam satu perjuangan global.
Dalam beberapa hal, proses pengorganisiran dapat
menjadi lebih penting bagi para aktivis, dibandingkan dengan gol atau
pencapaian bagi komponen-komponen dalam gerakan.
Pada pertemuan-pertemuan korporasi, tujuan yang dinyatakan oleh kebanyakan demonstran adalah untuk menghentikan cara-cara bekerja korporasi. Walaupun demonstrasi jarang sekali berhasil lebih dari menunda atau mengganggu pertemuan-pertemuan itu, hal ini memotivasi mobilisasi dan memberikan mereka sebuah pandangan tujuan jangka pendek. Walau tidak didukung oleh banyak pihak di gerakan, bentrokan tetap terjadi di Genoa, Seattle, dan London dan kerusakan yang besar dapat terjadi di wilayah tersebut, terutama target "kapitalis" seperti restoran McDonalds.
Karena tidak adanya badan resmi yang mengkoordinir,
justru gerakan ini berhasil melaksanakan protes-protes besar dalam sebuah
basis global, menggunakan teknologi informasi untuk menyebarkan informasi dan
mengatur gerakan. Pengunjuk rasa mengatur diri mereka sendiri dalam
"kelompok kecil" (affinity groups), dengan ciri khas sebagai
kelompok-kelompok tanpa hirarki dengan orang-orang dekat dan berbagi suatu
tujuan politis umum. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian akan mengirimkan
wakilnya ke pertemuan perencanaan. Bagaimanapun juga, karena
kelompok-kelompok kecil ini masik dapat disusupi aparat intelijen, rencana
yang penting dari aksi protes sering tidak dibuat sampai menit terakhir.
Salah satu taktik yang umum digunakan dalam aksi protes adalah memecah dengan
kesadaran untuk melawan hukum. Ini dirancang, dengan berbagai keberhasilan,
untuk melindungi resiko secara fisik dan ancaman hukum akibat konfrontasi
dengan aparat.
Sebagai contoh, di Praha sepanjang protes anti IMF dan World Bank pada September 2000, pengunjuk rasa memecah menjadi tiga kelompok yang terpisah, mendekata pusat konferensi dari tiga penjuru: satu dengan berbagai bentuk pembangkangan sipil (pawai gerakan Kuning), satu (pawai gerakan Pink/Silver) dengan "tactical frivolity" (kostum, tarian, teater, musik, dan seni) dan satu lagi (gerakan Biru) tergabung dalam konflik kekerasan dengan polisi yang dipersenjatai, dimana pengunjuk rasa melemparkan batu-batu kerikil yang didapat dari jalanan. Demonstrasi-demonstrasi ini tumbuh menjadi sebuah masyarakat kecil. Banyak pengunjuk rasa mengambil pelatihan pertolongan pertama dan bertindak sebagai medis bagi pengunjuk rasa lainnya yang terluka. Beberapa organisasi seperti National Lawyer's Guild dan ACLU menyediakan bantuan hukum bila terjadi konfrontasi dengan aparat. Pengunjuk rasa mengaku bahwa media-media massa besar tidak sungguh-sungguh melakukan liputan, oleh karena itu, sebagian dari mereka kemudian mendirikan Independent Media Center, sebuah kolektif pengunjuk rasa yang dapat meliput berita saat aksi sedang berlangsung.
Demonstrasi dan Pertemuan
Salah satu protes Antiglobalisasi berskala
internasional pertama yang diorganisir di belasan kota di seluruh dunia pada
18 Juni 1999, terutama London, Inggris dan Eugene, Oregon. Protes di Eugene,
Oregon berubah menjadi kekacauan ketika kelompok anarkis lokal menggiring
polisi keluar dari sebuah taman kecil. Seorang anarkis, Robert Thaxton
ditangkap dan dihukum karena melemparkan batu ke arah polisi.
Mobilisasi besar yang kedua dari gerakan ini,
dikenal sebagai N30, terjadi pada 30 November 1999, ketika para pengunjuk
rasa menutup pintu masuk delegasi menuju pertemuan WTO di Seattle, AS. Pengunjuk
rasa memaksakan pembatalan upacara pembukaan dan terus bertahan sepanjang
pertemuan sampai 3 Desember. Sebuah aksi besar diijinkan, dilakukan oleh
anggota AFL-CIO, dan aksi besar lainnya yang tanpa ijin terbagi dalam
berbagai kelompok.
Tiga orang polisi terluka oleh tembakan sesama polisi, dan satu orang terkena lemparan batu. Kaum anarkhis Black Bloc menghancurkan jendela toko dari bisnis yang dimiliki atau yang merupakan waralaba dari perusahaan-perusahaan sasaran seperti sebuah toko besar Nike dan beberapa jendela Starbucks. Walikota kemudian menempatkan kota besar itu dalam apa yang setara dengan undang-undang darurat dan mengumumkan jam malam. Sejak 2002, kota Seattle telah membayar lebih dari $200.000 dalam penyelesaian tuntutan perkara terhadap Departemen Polisi Seattle untuk penyerangan dan penangkapan yang tidak sah, dengan suatu tuntutan class action yang masih menunggu keputusan.
Reaksi penegak hukum
Meskipun polisi setempat terpana oleh besarnya N30,
para penegak hukum telah bereaksi di seluruh dunia untuk mencegah gangguan
terhadap peristiwa-peristiwa di masa depan dengan berbagai taktik, termasuk
dengan mengerahkan jumlah yang sangat besar, perembesan ke dalam
kelompok-kelompok untuk mengetahui rencana-rencana mereka, dan persiapan-persiapan
untuk menggunakan kekerasan untuk menyingkirkan para demonstran.
Di sejumlah tempat demonstrasi, polisi telah
menggunakan gas air mata, semprotan cabe, granat yang menyebabkan gegar otak,
peluru karet dan kayu, tongkat malam, meriam air, anjing, kuda, dan sesekali
peluru hidup untuk mengusir para pengunjuk rasa. Setelah protes November 2000
G-8 di Montreal, di mana sejumlah demonstran dipukuli, diinjak-injak, dan
ditangkap dalam apa yang dimaksudkan sebagai pesta unjuk rasa,
diperkenalkanlah taktik memilah-milah para pemrotes menjadi zona-zona
"hijau" (diizinkan), "kuning" (resminya tidak diizikan
tetapi dengan sedikit konfrontasi dan risiko kecil ditangkap), dan
"merah" (melibatkan konfrontasi langsung).
__________________
|
Di Quebec City, para pejabat pemerintah kota
membangun dinding setinggi 3 m lebih di sekitar bagian kota tempat
berlangsungnya Pertemuan Puncak Negara-negara Amerika. Hanya penghuni,
delegasi ke pertemuan itu, dan beberapa wartawan yang terakreditasi yang
boleh melewatinya. Meskipun polisi mengklaim bahwa unsur-unsur kekerasan di
antara para demonstran harus dihadapi dengan tegas, mereka konon menembakkan
gas air mata dan peluru karet dengan sembarangan, membubarkan
kelompok-kelompok damai dan bahkan tim-tim medis yang membantu mereka yang
terluka.
Protes KTT G8 di Genoa pada 18 Juli hingga 22 Juli
2001 adalah salah satu protes yang paling berdarah dalam sejarah terbaru
Eropa Barat, terbukti dengan terbunuhnya seorang pemuda penduduk Genoa
bernama Carlo Giuliani saat demonstrasi dan dirawatnya beberapa pengunjuk
rasa di rumah sakit. Setelah itu polisi dituduh brutal, menyiksa, dan
menindak terlalu jauh terhadap aksi damai. Beberapa ratus demonstran dan
polisi terluka dan ratusan lainnya ditangkap selama hari-hari pertemuan G8;
kebanyakan dari mereka yang ditangkap kemudian didakwa dengan pasal
"asosiasi kriminal" di bawah undang-undang Anti-Mafia Italia dan
Anti-Teroris . Sebagai bagian dari lanjutan penyelidikan, polisi kemudian
menggerebek pusat sosial, pusat media, gedung-gedung serikat buruh, dan
kantor hukum terus berlanjut di seluruh Italia sejak pertemuan puncak G8 di
Genoa. Banyak petugas polisi atau pejabat terkait yang hadir di Genoa
sepanjang pertemuan puncak G8, yang kini disediliki oleh hakim Italia, dan
beberapa di antara mereka mengundurkan diri. Sejak itu, beberapa orang telah
mengakui bahwa mereka menempatkan sejumlah bom Molotov untuk mengesahkan
penggerebekan Sekolah Diaz, serta melaporkan berita bohong tentang penikaman
atas seorang polisi untuk menyudutkan para aktivis
Di seluruh Skotlandia, berbagai macam organisasi
seperti jaringan akar rumput Dissent dan koalisi konservatif besar "make
poverty history" melakukan protes menentang pertemuan G8 yang ke 31,
yang berlangsung di Gleneagles pada 2 Juli hingga 8 Juli 2005.
Protes dimulai akhir pekan sebelumnya dengan
demonstrasi Make Poverty History di Edinburgh dengan sekitar 200.000 orang
yang memakai t-shirts putih. Keesokan harinya, juga terjadi demonstrasi di
Glasgow dengan tema Make Borders History yang menyoroti racist asylum dan
politik imigrasi negara-negara G8 dan negara lain yang menutup perbatasan
mereka bagi orang-orang yang ingin melepaskan diri dari kemiskinan dan
penyiksaan politis, dan ini menjadi awal dari tiga konferensi tandingan di
Edinburgh.
Hari-hari berikutnya para pengunjuk rasa menduduki
gerbang Faslane, kompleks kapal selam nuklir, karnaval di Edinburg,
demonstrasi di Penjara Dungavel, dan ribuan pengunjuk rasa berusaha mendekati
lokasi pertemuan di Gleneagles Hotel.
Konferensi Tingkat Menteri ke-6 WTO berlangsung pada
13-18 Desember 2005 di Hong Kong. Negosisai berlanjut pada titik-titik isu
kontroversial seputar pertanian, jasa, dan akses pasar bagi industri barang
dan sumber daya alam.
Ribuan pengunjuk rasa yang diorganisir oleh Hong
Kong People’s Alliance on WTO berpusat di Victoria Park. Aksi protes pada
konferensi kali ini ternyata adalah rentetan protes yang paling dapat
mendekati lokasi pertemuan sepanjang sejarah konferensi WTO. Polisi
menggunakan cairan merica dan gas air mata untuk mencegah pengunjuk rasa
mendobrak membuka jalan menuju lokasi konferensi WTO, Hong Kong Convention
and Exhibition Centre. Setelah rententan bentrokan antara pengunjuk rasa dan
polisi, pada 18 Desember lebih dari 1.000 pengunjuk rasa, mayoritas dari
petani Korea Selatan, ditangkap dan puluhan lainnya terluka. [4]
Petani, buruh migran, dan aktivis
dari Indonesia turut serta dalam rentetan aksi ini. 22 orang pengunjuk rasa
dari Indonesia juga sempat ditangkap dan ditahan.
Jakarta Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) bersama dengan La Via Campesina mengadakan "Konferensi Rakyat Asia Pasifik untuk Beras dan Kedaulatan Pangan" (The Asia-Pacific People’s Conference on Rice and Food Sovereignty) yang diselenggarakan di Jakarta, 14 hingga 18 Mei 2006, bersamaan dengan "FAO Regional Conference for Asia and the Pacific" yang juga berlangsung di Jakarta.
Konferensi selama lima hari ini bertujuan terutama
untuk menekan FAO agar mengadopsi konsep kedaulatan pangan, menekan
pemerintah untuk tidak melakukan impor beras, dan menyebarkan informasi
secara luas mengenai dampak buruk liberalisasi perdagangan pertanian melalui
GATT dan WTO. Konferensi ini juga akan membahas tuntas mengenai konsep
alternatif dari petani, yakni kedaulatan pangan (food sovereignty) yang
merupakan konsep yang berpihak kepada petani, dan bukan pada pedagang dan
korporasi.
Konferensi rakyat ini dihadiri oleh 10 organisasi
petani anggota La Via Campesina dari 9 negara di Asia Pasifik, 12 serikat
petani anggota FSPI dari 12 propinsi di Indonesia, dan LSM Internasional.
Mereka yang hadir antara lain, organisasi petani dari Filipina (Paragos dan
KMP), Thailand (AOP), Korea Selatan (KPL dan KWPA), Jepang (Nouminren), India
(KKRS), Srilangka (Monlar), Nepal (ANPA), Banglades (BKF), Amerika Serikat
NCFFC), Indonesia (FSPI), Timor Leste (Hasatil) dan Vietnam (VNFU). [5] [6]
[7]
Hadir pula Front Mahasiswa Nasional(FMN) yang
berwatak demokrasi nasional. Tergabung dalam International Leagues People
Struggle(ILPS) yang bersifat Global. FMN sendiri mempunyai garis anti
Imperialisme, anti Feodalisme, dan anti Kapitalis Birokrat. FMN lahir pada
tahun 2003 yang isinya berupa gabungan beberapa organisasi dari seluruh
wilayah dan daerah diIndonesia. Pada Tahun 2006, FMN melaksanakan Kongres II
diBandung.
Forum-forum sosial internasional
Rencana penting pertemuan antiglobalisasi militan
telah terwujud dalam Forum Sosial Dunia (WSF). WSF yang pertama merupakan
suatu prakarsa pemerintah Porto Alegre di Brasil. Semboyan Forum Sosial Dunia
adalah "Another World Is Possible". Di sinilah Charter of
Principles dari WSF telah diadopsi untuk menjadi kerangka bagi forum-forum.
WSF menjadi suatu pertemuan berkala: pada 2002 dan
2003 diselenggarakan kembali di Porto Alegre dan menjadi suatu titik pertemuan
bagi protes di seluruh dunia melawan invasi Amerika ke Irak. Pada 2004
pertemuan berpindah ke Mumbai (dahulu dikenal dengan Bombay, di India), agar
menjadikan pertemuan ini semakin mudah diakses oleh populasi dari Asia dan
Afrika. Pertemuan terakhir ini dihadiri oleh 75.000 delegasi.
Pada waktu bersamaan, forum-forum regional
terselenggara dengan mencontoh WSF, mengadopsi Charter of Principles. Forum
Sosial Eropa (ESF) pertama diselenggarakan pada November 2002 di Florence.
Semboyannya adalah "Melawan perang, melawan rasisme dan melawan
neoliberalisme". Tercatat keikutsertaan 60.000 delegasi dan diakhiri
dengan suatu demonstrasi anti perang yang sangat besar (melibatkan 1.000.000
orang, menurut organisator). Dua pelaksanaan ESF lainnya mengambil tempat di
Paris dan London, berturut-turut pada 2003 dan 2004.
Baru-Baru ini telah ada beberapa diskusi di balik
gerakan tentang peran forum-forum sosial itu. Beberapa pihak melihatnya
sebagai sebuah "universitas rakyat", suatu kesempatan untuk membuat
banyak orang sadar akan permasalahan globalisasi. Yang lainnya lebih suka
bila delegasi memusatkan perhatian pada usaha mereka untuk mengkoordinasi dan
mengorganisasi gerakan serta merencanakan kampanye baru.
Pengaruh bagi negara-negara
berkembang
Sebagian orang mengklaim bahwa di negara-negara maju
umumnya yang memiliki tradisi yang kuat dalam kebebasan berpendapat,
pengendalian atas polisi, hak-hak sipil, dan penegakan hukum, terjadi
mobilisasi besar-besaran. Di negara-negaraini, salah satu tujuannya adalah
membuktikan bahwa para pengunjuk rasa ini lebih dapat mengatur dirinya
dibandingkan apabila mereka dikendalikan dengan kekerasan. Pada 15 Maret 2002
di Barcelona, 250.000 orang "mengadakan kerusuhan" selama beberapa
hari tanpa menimbulkan cedera kepada siapapun pada kedua belah pihak.
Dibandingkan kerusuhan
sepak bola yang sering terjadi di Eropa, cedera yang
terjadi jauh lebih sedikit. Namun demikian beberapa kerusakan hak milik
pribadi dan masyarakat toh terjadi, yang mestinya dapat dihindari dalam
sebuah unjuk rasa masyarakat.
Di Argentina, pada krisis ekonomi 2001/2002, jutaan
warga biasa turun ke jalan selama beberapa hari, dengan hasil yang sama
dengan protes di Barcelona, yang hasilnya sejumlah perubahan dalam
pemerintahan federal. Pada 19 dan 20 Desember 2001, kerusuhan di Buenos Aires
dan sejumlah kota besar lainnya menyebabkan presiden Fernando de la RĂșa yang
saat itu berkuasa, mengundurkan diri, meskipun 32 orang demonstran terbunuh.
Pada saat yang sama dan juga selama 2002, ribuan rakyat kelas menengah turun
ke jalan menentang lembaga-lembaga keuangan dan perusahaan-perusahaan asing
sambil memukuli poci dan panci (hal ini menyebabkan timbulnya istilah
cacerolazo), untuk memprotes pembekuan rekening-rekening bank mereka dalam
apa yang disebut corralito. Pada bulan-bulan berikutnya, rakyat Argentina
mengembangkan sejumlah sistem ekonomi alternatif, struktur sosial dan sistem
pemerintahan otonom sendiri yang berbasis lingkungan. Slogan yang populer
dalam gerakan tersebut adalah ¡Que se vayan todos! ("Semua keluar [dari
pemerintahan]!"), menunjukkan frustrasi para demonstran bukan hanya
terhadap korupsi dalam pemerintahan, tetapi juga dengan kseluruhan struktur
pemerintahan.
Di India, pandangan-pandangan
Vandana Shiva, Amartya Sen dan Arundhati Roy sangat populer, dan memperoleh
status selebriti penuh. Gagasan-gagasan mereka yang diterima dan diminati,
seperti halnya juga dengan gagasan-gagasan Mohandas Gandhi menjadi tantangan
besar dan spesifik terhadap fundamentalisme Hindu dan Muslim. Ketiganya juga
menghasilkan dampak yang cukup besar di dalam gerakan
"antiglobalisasi".
|
Comments
Post a Comment