SILSILAH TAROMBO MARGA SIREGAR.

sosialisme dan komunisme!



Image result for sosialisme
Orang Indonesia adalah orang yang berlagak lebih mengetahui segala sesuatunya lebih dari ahlinya! makanya sampai sekarang saya selalu mendengar dan melihat orang berbicara keunggulan kapitalisme tanpa mengetahui keunggulan komunis sosialisme. Mempelajari sesuatu itu selalu lebih berguna dari tidak mempelajarinya...saya buat trid ini bukan mendorong anda menjadi komunis atau sosialis...tapi memberikan anda bahan pembanding strategi politik yang merukapakn antitesis dari kapitalisme...anda yang bijak akan memperoleh hasilnya/sintesis anda yang kurang bijaka kan tenggelam dengan kebodohan anda sendiri. disini saya sajikan komunisme sebagai antitesis dari kapitalisme dan kapitalisme sebagai bahan pembandingpun saya sajikan.



Sosialisme
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.Sosialisme sebagai ideologi

Menurut penganut Marxisme, terutama Friedrich Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa pencerahan abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis de Condorcet, Voltaire, Rousseau, Diderot, Abbé de Mably, dan Morelly, mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas berbagai lapisan masyarakat di Perancis.
Sejak abad ke-19, sosialisme telah berkembang ke banyak aliran yang berbeda, yaitu:

*Anarkisme, terutama Sosialisme libertarian
* Anarko-Sindikalisme
* Komunisme
* Marhaenisme
* Marxisme
* Sindikalisme
* Sosialisme Afrika
* Sosialisme Arab
* Sosialisme Demokratik
* Sosialisme International
* Sosialisme Kristen
* Sosialisme Utopia

Gerakan sosio-politik maupun intelektual dalam Marxis-Sosialis dapat dikelompokkan lagi menjadi:
* Albanianisme
* Komunisme konsiliasi
* Juche
* Kastroisme
* Komunisme kiri
* Leninisme
* Maoisme
* Marxis humanisme
* Situasionisme
* Stalinisme
* Trotskyisme

Sosialisme sebagai sistem ekonomi

Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Berpijak pada konsep Karl Marx tentang penghapusan kepimilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan sebagainya.

Sejumlah pakar ekonomi dan sejarah telah mengemukakan beberapa masalah yang berkaitan dengan teori sosialisme. Diantaranya antara lain Milton Friedman, Ayn Rand, Ludwig von Mises, Friedrich Hayek, dan Joshua Muravchik. Kritik dan keberatan tentang sosialisme dapat dikelompokkan menjadi:

* Insentif
* Harga
* Keuntungan dan kerugian
* Hak milik pribadi
Komunisme

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.

Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".

Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati.

Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.

Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

Maoisme
Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme.

Indonesia dan komunisme Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis internasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di China, Indonesia, Thailand, dan Filiphina. Bukan sperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka
Indonesia lahir dari sosialisme!(Moh Hatta), Sosialisme kerakyatan bebeda dengan sosialisme komunis!

>>Socialism refers to a broad array of ideologies and political movements with the goal of a socio-economic system in which property and the distribution of wealth are subject to control by the community.[1] This control may be either exercised through popular collectives such as workers’ councils or on behalf of the people by the state. As an economic system, socialism is often characterized by state, worker, or community ownership of the means of production, goals which have been attributed to, and claimed by, a number of political parties and governments.

The modern socialist movement largely originated in the late–19th century working class movement. During this period, the term “socialism” was first used by European social critics, who spoke against capitalism and private property. Karl Marx, who helped
establish and define the modern socialist movement, wrote that socialism would be achieved through class struggle and a >>proletarian revolution.[2] Marxism has had a lasting influence on most branches ofsocialism.

Misalnya dibandingkan dengan sosialisme-demokrasi: Sosialisme-Demokrasi (Kerakyatan) di Indonesia berbeda dengan “sosialisme komunisme” ala Moskow. Karena dalam sistem komunisme-moskow, manusia hanyalah bagian abstrak dari sebuah kelompok, kelas atau kolektif sistem. Komunis hanya memandang manusia sebagai tenaga kerja saja, hanya bagian sebagai faktor produksi.

Komunis juga berbeda dengan sosialisme-kerakyatan dalam hal semangat dan mental. sosialisme di Indonesia yang berbasis demokrasi mengannggap pentingnya peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Komunis-moskow dalam teori dan prakteknya juga berbeda dengan sosialisme-kerakyatan dimana komunisme dalam pengertian persatuan/kesatuan dan kesamaan hak hidup manusia/egalitarian. Komunis-moskow mengenal solidaritas antar-kelas tapi pada prakteknya, komunisme-moskow hanya bertujuan menegakan ‘disiplin partai’ saja.

Dalam prakteknya, komunisme-moskow menganggap kelompok atau orang yang tidak seanggapan dengan partai sebagai musuh. Sosialisme-Kerakyatan
tidak begitu.Oleh karena itu, Komunisme-Moskow justru bertolak
belakang dengan sosialisme berbasis demokrasi.

( Referensi: Sjahrir: Indonesian Socialism ,1951 ) dalam buku buku lama seperti Brackman, Indonesia Communism (1963), sosialisme-demokrasi sering dikategorikan sebagai “Right-Wing Socialism” sementara Moscow based komunism dianggap sebagai “Left-Wing
Socialism” (?). sosialisme-moskow ini pada periode 1920-1950 sering dianggap sebagai “Komunisme-Stalin”.

Kita tengok kebelakang, Agus salim, pada 1918 di sebuah sidang SI mengutarakan “Sosialisme sudah ada pada ajaran agama dari ratusan tahun yang lalu”. Bung Hatta pada 1948 pun berpendapat “Sosialisme di Indonesia adalah sosialisme yang berasal dari Barat, akan tetapi sosialisme di Indonesia adalah sebuah sinkretis antara sosialisme barat dan sosialisme yang berasal dari Agama.basisnya adalah , jika ada sepotong roti, bagilah roti itu kepada temanmu”.

( Referensi: Marx, Mohammedan and Marhaenism, 1961) Selanjutnya, Hatta menjelaskan, sistem ekonomi komunis adalah suatu perekonomian yang terpimpin sama sekali dari pusat. Kemerdekaan bergerak bagi bagian bagianya tidak ada. Seluruh sistem ini merupakan apa yang disebut dalam bahasa Inggris “pure collectivism”. Disini tidak ada tempat bagi ‘perusahaan pribadi’ atau koperasi sebagai badan usaha yang mempunyai otonomi. Oleh karena disini pimpinan dipusatkan sepunuhnya dan hanya pimpinan pusat yang memutuskan, maka rakyat tidak ada mempunyau tujuan dan semangat ekonomi sendiri.

Konkurensi hanya ada dan dianjurkan dalam hal perlombaan bekerja, untuk memperoleh sistem bekerja yang terbaik serta hasil yang terbesar. Selanjutnya , Hatta menjelaskan perbedaan sosialisme-demokrat dan sosialisme-komunis sbb:
Ditilik benar-benar, Marx adalah nabi dari sosialisme. sosialisme sepeninggalnya terpengaruh oleb 3 macam aliran. Ada aliran jang mau memperbarui pandangan teori dan politiknja, disesualkan dengan kenjataan. Aliran ini disebut revisionisme dan reformisme jang dianjurkan oleh Bernstein. Revisionisme, karena mengadakan ” perubahan pada teori. Reformisme, karena menempuh djalan ke sosialisme dengan mengadakan reform, perubahan berangsur-angsur pada kapitalisme dengan mengutarakan perdjuangan didalam parlemen. Mereka pertjaja, dengan pelaksanaan demokrasi kaum buruh lambat-laun akan mentjapai suara jang terbesar dalam parlemen. Ada aliran jañg berpegangan teguh kepada adjaran Marx, aliran dogmatik jang mula-mula dipimpin oleh Karl Kautsky.

Ada pula aliran, jang secara teori tetap berpegang kepada Marx, tetapi dalam politik menempuh djalan jang revolusioner. Aliran ini dipimpin oleh Lenin. Adjarannja terkenal kemudian sebagai Komunisme ala Lenin atau leninisme. Menurut Lenin, untuk melaksanakan peralihan dari kapitalisme ke sosialisme, orang tak perlu menunggu sampai kapitalisme matang, tetapi setiap ada kesempatan bĂĄgi kaum buruh untuk merebut kekuasaan,
kesempatan itu dipergunakan sepenuh-penuhnya.. Aliran jang pertama dan kedua tetap didalam gerakan partai sosial-demokrasi, sebagai sajap kanan dan sajap kiri. sedangkan Lenin memisahkan diri.

mendirikan organisasi sendiri yang kemudian menjadi partai komunis. bagi lenin, untuk mencapai tudjuan tidak perlu adanya partai massa. Aksinya didasarkan kepada anggota inti yang sedikit jumlahnya, tetapi bertekad keras dan berdisipin saja. Kemudian. ada lagi gerakan sosialisme jang lepas sama sekali dari adjaran Marx. Sosialisme tidak lagi dipahamkan sebagai susunan masjarakat baru jang datang dengan sendirinja sebagal pembawaan
per-kenbangan masyrakat atas dorongan hukum dialektikme melainkan dikehendaki sebagal tuntutan hati. Sosialisme dipandang sebagal suatu pergaulan hidup jang mendjamln kemakmuran bagi segala orang, kemakmuran jang senantiasa bertambah besar.

Tetapi bagaimana djuga berbeda pendapat tentang sosialisme dan tjara mencapainya, dalam satu hal ada persamaan : Semua Sosialisme menghendaki suatu pergaulan hidup, dimana tidak ada lagi penindasan dan penghisapan dan dijamin bagi rakjat, bagi tiap-tiap orang, kemakmuran dan kepastian penhidupan serta perkembangan dan kepribadianya.

( Referensi: Hatta: Persoalan Ekonomi sosialis Indonesia , Kuliah di
UI pada 1961)

Nah , kalau ditinjau secara dialektikal historis, keadaan Indonesia pada 1930 ( Dunia mengalami great depression–>harga raw material dari indies jatuh, kehidupan berpolitik di berangus meskipun ethical policy masih digunakan), partai sekuler yang berbasis di Indonesia
dikategorikan menjadi (Brackman,1961):
- nasionalis otoriter (Soekarno dengan Old PNI dan Partindo-nya)
- sosialis demokrat (Hatta dan sjahrir dengan PNI baru-nya)
- nasionalis-Komunis-Trotskyisme (Tan Malaka dengan PARI-nya)
- Komunis-Moskow (Musso dengan PKI Illegalnya).

Indonesia merdeka pada Agustus 1945, masing2 partai dan ideologi tersebut berkembang dan menjadi basis pemerintahan, kabinet Achmad Subardjo pertama merupakan kabinet bayangan Tan Malaka (PARI), kabinet Sjahrir (tiga kali) merupakan kabinet dengan warna sosial-demokrat, kabinet Amir Sjarifudin adalah representasi dari PKI(meskipun saat itu masih menggunakan partai sosialis dan bergabung dengan kubu Sjahrir). Selanjutnya Kabinet Hatta juga merupakan kabinet sosialis-demokrat yang mayoritas berbasis agama (Masyumi).
__________________

Sosialisme Ilmiah

Sosialisme adalah anti-tesis (lawan) dari kapitalisme. Segala nilai, moral, tata-berpikir, susunan kemasyarakatan dan cara kerja yang ada di bawah kapitalisme mendapatkan lawannya di bawah sosialisme. Jika kapitalisme mendewakan kepentingan pribadi, maka sosialisme mendahulukan kepentingan orang banyak. Jika kapitalisme mengejar kekayaan perorangan, sosialisme bekerja demi pemerataan kesejahteraan.

Jika kapitalisme memperkenankan eksploitasi terhadap alam dan perempuan (termasuk seksualitas) demi memberi keuntungan pada segelintir orang, sosialisme berusaha keras memelihara keharmonisan dengan alam dan martabat perempuan.

Jika kapitalisme menggunakan upah sebagai alat untuk membius buruh agar bekerja membanting tulang di pabrik-pabrik, sosialisme menggunakan alat-alat kesejahteraan sosial untuk membuat kehidupan buruh bertambah nyaman.

Jika kapitalisme memperkenankan perang untuk berebut sumberdaya dan memaksa pihak yang lemah untuk tunduk, sosialisme berupaya memajukan perdamaian dunia dan hanya memperkenankan perang sebagai alat bela diri.

Jika kapitalisme menghancurkan perikehidupan bertani dengan perampasan-perampasan tanah, sosialisme berusaha memajukan pertanian dengan melatih kaum tani bekerja dengan cara produksi yang modern dalam kemandirian dan kebersamaan.

Pendeknya, sosialisme berusaha membalik segala keburukan dan dampak kapitalisme.

Sosialisme ilmiah adalah salah satu cabang sosialisme yang memandang bahwa sosialisme tidaklah dapat dibangun di ruang hampa. Sosialisme adalah penerus kapitalisme, dalam arti sosialisme akan menggantikan kapitalisme sebagai cara hidup. Karena sosialisme adalah penerus kapitalisme, ia akan membangun dirinya dengan memanfaatkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai kapitalisme. Karena sekalipun dicapai dengan mengorbankan rakyat banyak, tak dapat disangkal bahwa kapitalisme menghasilkan berbagai kemajuan. Sosialisme ilmiah tidak menolak kemajuan ini, melainkan akan merangkulnya, memberinya arah baru sehingga bermanfaat bagi khalayak ramai, dan mengaturnya secara demokratis, di mana semua orang – laki-laki dan perempuan – berhak bersumbang-saran dan bahu-membahu demi kemajuan bersama.


Sosialisme ilmiah juga menganggap bahwa kemajuan ilmu pengetahuan adalah cara terbaik untuk melatih kelas pekerja dan rakyat pekerja lainnya agar mampu merebut dan mengendalikan kekuasaan (jika sudah tergenggam). Kelas pekerja dan rakyat pekerja pada umumnya harus menguasai ilmu pengetahuan modern, mampu menggunakan analisa dan teknik modern untuk memecahkan masalah serta meninggalkan tradisi lama yang menghambat kemajuan-kesetaraan-keadilan. Dengan demikian, kelas pekerja tidak akan lagi menjadi warganegara kelas dua, yang hanya memiliki otot tapi tidak punya otak – seperti anggapan para penguasa dan (sayangnya) sebagian besar kelas pekerja itu sendiri.

Sosialisme bukan sekedar panggilan moral melainkan sebuah seruan agar rakyat pekerja memegang sendiri kekuasaan secara ekonomi dan politik. Sosialisme yang diinginkan adalah sistem masyarakat di mana rakyat pekerja, mereka yang tidak memiliki modal dan harus menjual tenaganya agar dapat hidup, memegang kendali atas hidup mereka sendiri. Secara praktek, hal ini dapat diwujudkan jika rakyat pekerja memegang kekuasaan atas negara, dengan demikian, segala alat dan sumberdaya yang ada pada negara akan dapat digunakan sebaik-baiknya demi kepentingan meningkatkan kesejahteraan rakyat pekerja. Hanya jika demikianlah semua UU dan peraturan negara, pembagian anggaran dan dana publik, birokrasi dan kependudukan, serta tata-pembangunan secara umum akan berpihak pada rakyat pekerja
Neo Liberalisme! Alat kapitalisme mencapai tujuan.

Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak campur tangan pemerintah dalam ekonomi domestik. Paham ini memfokuskan pada metode pasar bebas, pembatasan yang sedikit terhadap perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi.

Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer. Pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas.

Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral, melalui berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas berhasil menekan intervensi pemerintah (seperti paham Keynesianisme), dan melangkah sukses dalam pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Untuk meningkatkan efisiensi korporasi, neoliberalisme berusaha keras untuk menolak atau mengurangi kebijakan hak-hak buruh seperti upah minimum, dan hak-hak daya tawar kolektif lainnya.

Neoliberalisme bertolakbelakang dengan sosialisme, proteksionisme, dan environmentalisme. Secara domestik, ini tidak langsung berlawanan secara prinsip dengan poteksionisme, tetapi terkadang menggunakan ini sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka pasarnya. Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya menjadi prioritas terbesar dalam hubungan internasional dan ekonomi. Sekilas tentang pandangan kaum libertarian

Bagi kaum liberal, pada awalnya kapitalisme dianggap menyimbolkan kemajuan pesat eksistensi masyarakat berdasarkan seluruh capaian yg telah berhasil diraih. Bagi mereka, masyarakat pra-kapitalis adalah masyarakat feodal yang penduduknya ditindas.

Bagi John Locke, filsuf abad 18, kaum liberal ini adalah orang-orang yg memiliki hak untuk 'hidup, merdeka, dan sejahtera'. Orang-rang yang bebas bekerja, bebas mengambil kesempatan apapun, bebas mengambil keuntungan apapun, termasuk dalam kebebasan untuk 'hancur', bebas hidup tanpa tempat tinggal, bebas hidup tanpa pekerjaan.

Kapitalisme membanggakan kebebasan seperti ini sebagai hakikat dari penciptaannya. dan dalam perjalanannya, kapitalisme selalu menyesuaikan dan menjaga kebebasan tersebut. Misalnya masalah upah pekerja, menurut konsepsi kapitalis, semua keputusan pemerintah atau tuntutan publik adalah tidak relevan.

Kemudian paham yang terbentuk bagi kaum liberal adalah kebebasan, berarti: ada sejumlah orang yang akan menang dan sejumlah orang yg akan kalah. Kemenangan dan kekalahan ini terjadi karena persaingan. Apakah anda bernilai bagi orang lain, ataukah orang lain akan dengan senang hati memberi sesuatu kepada anda. Sehingga kebebasan akan diartikan sebagai memiliki hak-hak dan mampu menggunakan hak-hak tsb dengan memperkecil turut campur nya aturan pihak lain. "kita berhak menjalankan kehidupan sendiri"

Saat ini, ekonom seperti Friedrich von Hayek dan Milton Friedman kembali mengulangi argumentasi klasik Adam Smith dan JS Milton, menyatakan bahwa: masyarakat pasar kapitalis adalah masyarakat yg bebas dan masyarakat yang produktif. Kapitalisme bekerja menghasilkan kedinamisan, kesempatan, dan kompetisi. Kepentingan dan keuntungan pribadi adalah motor yang mendorong masyarakat bergerak dinamis.

Kekalahan liberalisme.

Sejak masa kehancuran Wall Street (dikenal dengan masa Depresi Hebat atau Great Depression) hingga awal 1970-an, wacana negeri industri maju masih 'dikuasai' wacana politik sosial demokrat dengan argumen kesejahteraan.

Kaum elit politik dan pengusaha memegang teguh pemahaman bahwa salah satu bagian penting dari tugas pemerintah adalah menjamin kesejahteraan warga negara dari bayi sampai meninggal dunia. Rakyat berhak mendapat tempat tinggal layak, mendapatkan pendidikan, mendapatkan pengobatan, dan berhak mendapatkan fasilitas-fasilitas sosial lainnya.

Dalam sebuah konferensi moneter dan keuangan internasional yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Bretton Woods pada 1944, setelah Perang Dunia II. Konferensi yang dikenal sebagai konferensi Bretton Woods ini bertujuan mencari solusi untuk mencegah terulangnya depresi ekonomi di masa sesudah perang. Negara-negara anggota PBB lebih condong pada konsep negara kesejahteraan sebagaimana digagas oleh John Maynard Keynes. Dalam konsep negara kesejahteraan, peranan negara dalam bidang ekonomi tidak dibatasi hanya sebagai pembuat peraturan, tetapi diperluas sehingga meliputi pula kewenangan untuk melakukan intervensi fiskal, khususnya untuk menggerakkan sektor
riil dan menciptakan lapangan kerja.

Pada kondisi dan suasana seperti ini, tulisan Hayek pada tahun 1944, The Road Of Serdom, yg menolak pasal-pasal tentang kesejahteraan dinilai janggal. Tulisan Hayek ini menghubungkan antara pasal-pasal kesejahteraan dan kekalahan liberal, kekalahan kebebasan individualisme.

Kebangkitan Neoliberalisme

Perubahan kemudian terjadi seiring krisis minyak dunia tahun 1973, akibat reaksi terhadap dukungan Amerika Serikat terhadap Israel dalam perang Yom Kippur, dimana mayoritas negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah melakukan embargo terhadap AS dan sekutu-sekutunya, serta melipatgandakan harga minyak dunia, yang kemudian membuat para elit politik di negara-negara sekutu Amerika Serikat berselisih paham sehubungan dengan angka pertumbuhan ekonomi, beban bisnis, dan beban biaya-biaya sosial demokrat (biaya-biaya fasilitas negara untuk rakyatnya). Pada situasi inilah ide-ide libertarian sebagai wacana dominan, tidak hanya di tingkat nasional dalam negeri tapi juga di tingkat global di IMF dan World Bank.

Pada 1975, di Amerika Serikat, Robert Nozick mengeluarkan tulisan berjudul "Anarchy, State, and Utopia", yang dengan cerdas menyatakan kembali posisi kaum ultra minimalis, ultra libertarian sebagai retorika dari lembaga pengkajian universitas, yang kemudian disebut dengan istilah "Reaganomics".

Di Inggris, Keith Joseph menjadi arsitek "Thatcherisme". Reaganomics atau Reaganisme menyebarkan retorika kebebasan yang dikaitkan dengan pemikiran Locke, sedangkan Thatcherisme mengaitkan dengan pemikiran liberal klasik Mill dan Smith. Walaupun sedikit berbeda, tetapi kesimpulan akhirnya sama: Intervensi negara harus berkurang dan semakin banyak berkurang sehingga individu akan lebih bebas berusaha. Pemahaman inilah yang akhirnya disebut sebagai "Neoliberalisme".

Paham ekonomi neoliberal ini yang kemudian dikembangkan oleh teori gagasan ekonomi neoliberal yang telah disempurnakan oleh Mazhab Chicago yang dipelopori oleh Milton Friedman.

Neoliberalisme
Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasar, dengan pembenaran mengacu pada kebebasan.

Seperti pada contoh kasus upah pekerja, dalam pemahaman neoliberalisme pemerintah tidak berhak ikut campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam masalah-masalah tenaga kerja sepenuhnya ini urusan antara si pengusaha pemilik modal dan si pekerja. Pendorong utama kembalinya kekuatan kekuasaan pasar adalah privatisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, terlebih pada usaha-usaha industri yang dimiliki-dikelola pemerintah.

Tapi privatisasi ini tidak terjadi pada negara-negara kapitalis besar, justru terjadi pada negara-negara Amerika Selatan dan negara-negara miskin berkembang lainnya. Privatisasi ini telah mengalahkan proses panjang nasionalisasi yang menjadi kunci negara berbasis kesejahteraan. Nasionalisasi yang menghambat aktivitas pengusaha harus dihapuskan.

Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya sebuah manajemen ekonomi yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis permintaan. Sehingga menurut kaum Neoliberal, sebuah perekonomian dengan inflasi rendah dan pengangguran tinggi, tetap lebih baik dibanding inflasi tinggi dengan pengangguran rendah. Tugas pemerintah hanya menciptakan lingkungan sehingga modal dapat bergerak bebas dengan baik.
__________________

sambungan...neo liberalisme.

istilah ini biasanya diterapkan pada Democrats seperti Democratic Leadership Council. Dalam titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan memotong pengeluaran, memotong biaya-biaya publik seperti subsidi, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan publik harus dikurangi.

Akhirnya logika pasarlah yang berjaya diatas kehidupan publik. Ini menjadi pondasi dasar neoliberalism, menundukan kehidupan publik ke dalam logika pasar. Semua pelayanan publik yang diselenggarakan negara harusnya menggunakan prinsip untung-rugi bagi penyelenggara bisnis publik tersebut, dalam hal ini untung rugi ekonomi bagi pemerintah. Pelayanan publik semata, seperti subsidi dianggap akan menjadi pemborosan dan inefisiensi. Neoliberalisme tidak mengistimewakan kualitas kesejahteraan umum.

Tidak ada wilayah kehidupan yang tidak bisa dijadikan komoditi barang jualan. Semangat neoliberalisme adalah melihat seluruh kehidupan sebagai sumber laba korporasi. Misalnya dengan sektor sumber daya air, program liberalisasi sektor sumber daya air yang implementasinya dikaitkan oleh Bank Dunia dengan skema watsal atau water resources sector adjustment loan. Air dinilai sebagai barang ekonomis yang pengelolaannya pun harus dilakukan sebagaimana layaknya mengelola barang ekonomis. Dimensi sosial dalam sumberdaya public goods direduksi hanya sebatas sebagai komoditas ekonomi semata. Hak penguasaan atau konsesi atas sumber daya air ini dapat dipindah tangankan dari pemilik satu ke pemilik lainnya, dari satu korporasi ke korporasi lainnya, melalui mekanisme transaksi jual beli. Selanjutnya sistem pengaturan beserta hak pengaturan penguasaan sumber air ini lambat laun akan dialihkan ke suatu badan berbentuk korporasi bisnis atau konsursium korporasi bisnis yang dimiliki oleh pemerintah atau perusahaan swasta nasional atau perusahaan swasta atau bahkan perusahaan multinasional dan perusahaan transnasional.

Satu kelebihan neoliberalisme adalah menawarkan pemikiran politik yang sederhana, menawarkan penyederhanaan politik sehingga pada titik tertentu politik tidak lagi mempunyai makna selain apa yang ditentukan oleh pasar dan pengusaha. Dalam pemikiran neoliberalisme, politik adalah keputusan-keputusan yang menawarkan nilai-nilai, sedangkan secara bersamaan neoliberalisme menganggap hanya satu cara rasional untuk mengukur nilai, yaitu pasar. Semua pemikiran diluar rel pasar dianggap salah.

Kapitalisme neoliberal menganggap wilayah politik adalah tempat dimana pasar berkuasa, ditambah dengan konsep globalisasi dengan perdagangan bebas sebagai cara untuk perluasan pasar melalui WTO, akhirnya kerap dianggap sebagai Neoimperialisme.

Penyebaran Neoliberalisme

Penerapan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara mencolok dimotori oleh Inggris melalui pelaksanaan privatisasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mereka. Penyebarluasan agenda-agenda ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru dunia, menemukan momentum setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa Negara Amerika Latin pada penghujung 1980-an. Sebagaimana dikemukakan Stiglitz, dalam rangka menanggulangi krisis moneter yang dialami oleh beberapa negara Amerika Latin, bekerja sama dengan Departemen keuangan AS dan Bank Dunia, IMF sepakat meluncurkan sebuah paket kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai paket kebijakan Konsensus Washington.

Agenda pokok paket kebijakan Konsensus Washington yang menjadi menu dasar program penyesuaian struktural IMF tersebut dalam garis besarnya meliputi : (1) pelaksanan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi negara dalam berbagai bentuknya, (2) pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan, (3) pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN.

Indonesia
Di Indonesia, walaupun sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal telah dimulai sejak pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket kebijakan deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.

Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang.

di Amerika Serika

Dalam penggunaan di Amerika Serikat, istilah neoliberalisme dihubungkan dengan dukungan untuk perdagangan bebas dan welfare reform, tapi tidak dengan tentangan terhadap Keynesianism atau environmentalism. Dalam konteks AS, misalnya, ekonom Brad DeLong adalah seorang neoliberal, walaupun ia mendukung Keynesi, income redistribution, dan pengritik pemerintahan George W. Bush. Dalam penggunaan AS, neoliberalisme ("liberalisme baru") biasanya dihubungkan dengan the Third Way, atau sosial-demokrasi di bawah gerakan New Public Management. Pendukung versi AS menganggap bahwa posisi mereka adalah pragmatis, berfokus pada apa yang dapat berhasil dan melebihi debat antara kiri dan kanan, walaupun liberalisme baru mirip dengan kebijakan ekonomi center-of-left (seperti halnya di Kanada di abad ke-20).

Kedua penggunaan ini dapat menimbulkan kebingungan. The overlapping of these usages can create considerable confusion. Dalam penggunaan internasional, presiden Ronald Reagan dan United States Republican Party dipandang sebagai pendukung neoliberalisme. Tapi Reagan tidak pernah digambarkan demikian dalam diskusi politik di AS, di mana

Kritik
Kritik terhadap neoliberalisme terutama sekali berkaitan dengan negara-negara berkembang yang aset-asetnya telah dimiliki oleh pihak asing. Negara-negara berkembang yang institusi ekonomi dan politiknya belum terbangun tetapi telah dikuras sebagai akibat tidak terlindungi dari arus deras perdagangan dan modal. Bahkan dalam gerakan neoliberal sendiri terdapat kritik terhadap banyaknya negara maju telah menuntut negara lain untuk meliberalisasi pasar mereka bagi barang-barang hasil industri mereka, sementara mereka sendiri melakukan proteksi terhadap pasar pertanian domestik mereka.

Pendukung antiglobalisasi adalah pihak yang paling lantang menentang neoliberalisme, terutama sekali dalam implementasi "pembebasan arus modal" tetapi tidak ada pembebasan arus tenaga kerja. Salah satu pendapat mereka, kebijakan neoliberal hanya mendorong sebuah "perlombaan menuju dasar" dalam arus modal menuju titik terendah untuk standar lingkungan dan buruh.
__________________



Kapitalisme...


Kapitalisme
Kapitalisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

Perspektif filosofi kapitalisme.

Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti komunisme.

Kaum klasik kapitalis

Pemerintah mendominasi bidang perdagangan selama berabad-abad namun kemudian malah memunculkan ketimpangan ekonomi. Para pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis, yang pada era sebelumnya mulai memegang peranan penting dalam ekonomi perdagangan yang didominasi negara atau lebih dikenal dengan merkantilisme, seharusnya mulai melakukan perdagangan dan produksi guna menunjang pola kehidupan masyarakat. Beberapa ahli ini antara lain:

Adam Smith

Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
__________________

Anti globalisasi dan neoliberalisasi!

Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.

Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.

Ideologi dan tema perjuangan dalam gerakan ini

Gerakan antiglobalisasi berkembang pada akhir abad ke-20 untuk melawan globalisasi aktivitas ekonomi korporasi dan perdagangan bebas dengan negara-negara berkembang yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas tersebut.

Para anggota gerakan anti-globalisasi ini biasanya mendukung alternatif-alternatif sosialis atau sosial demokrat terhadap ekonomi kapitalis, dan berusaha melindungi penduduk dunia dan lingkungan hidup dari apa yang mereka yakini sebagai dampak globalisasi yang merusak. Dukungan untuk LSM hak asasi manusia adalah batu penjuru yang lain dari agenda gerakan anti-globalisasi. Mereka mendukung hak-hak buruh, gerakan untuk pelestarian lingkungan hidup, feminisme, kebebasan untuk migrasi, pelestarian budaya masyarakat adat, keanekaragaman hayati, keanekaragaman budaya, keamanan makanan, dan mengakhiri atau memperbarui kapitalisme. Banyak dari para penentang antiglobalisasi ini adalah veteran dalam kampanye-kampanye dengan tema tunggal, termasuk aktivis anti penebangan liar, upah yang layak, mengorganisasi serikat buruh, dan kampanye anti-pabrik garmen biaya rendah. Meskipun kebanyakan anggota gerakan menganggap kebanyakan atau semua tujuan yang disebut di atas saling melengkapi yang lainnya, sejumlah masalah (dan kadang-kadang masalah yang kontradiktif) telah membangkitkan kritik bahwa gerakan ini tidak memiliki tema perjuangan yang konsisten, utuh, atau realistik.

Meskipun para pendukung gerakan ini sering bekerja bersama-sama, gerakan itu sendiri heterogen. Ia mencakup pemahaman yang berbeda-beda dan kadang-kadang malah saling berlawanan tentang proses globalisas, dan memadukan visi-visi, strategi, dan taktik alternatif. Banyak dari kelompok dan organisasi ini yang dianggap sebagaib agian dari gerakan ini tidak dibentuk sebagai antiglobalis, tetapi mempunyai akar dalam berbagai gerakan-gerakan sosial dan politk yang telah ada sebelumnya (kecuali mungkin ATTAC). Pendahulu gerakan antiglobalisasi ini adalah gerakan 1968 di Eropa dan protes melawan Perang Vietnam di Amerika Serikat. Gerakan antiglobalisasi seperti yang dikenal sekarang berasal dari bertemunya berbagai pengalaman politik ini ketika para anggotanya mulai melakukan unjuk rasa bersama pada pertemuan-pertemuan internasional seperti pertemuan WTO 1999 di Seattle atau Pertemuan Puncak Genoa G/8

Oposisi terhadap lembaga keuangan internasional dan perusahaan transnasional

Pada umumnya, para pengunjuk rasa percaya bahwa lembaga-lembaga keuangan internasional dan perjanjian-perjanjian internasional merusakkan metode-metode pengambilan keputusan lokal. Banyak pemerintah dan lembaga-lembaga perdagangan bebas yang dilihat bertindak untuk kebaikan perusahaan-perusahaan transnasional (atau multinasional) (misalnya Microsoft dan Monsanto). Perusahaan-perusahaan ini dianggap mempunyai hak-hak istimewa yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia: bergerak bebas melintasi perbatasan, menggali sumber-sumber alam yang diingini, dan memanfaatkan keanekaragaman sumber-sumber manusia. Mereka dianggap mampu bergerak terus setelah melakukan kerusakan yang permanen terhadap modal alam dan keanekaragaman hayati suatu negara, dalam cara yang tidak mungkin dilakukan oleh warganegara di tempat itu. Para aktivis juga mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan itu memaksakan suatu "monokultur global". Karenanya, tujuan bersama dari sebagian gerakan itu adalah mengakhiri status hukum perusahaan-perusahaan itu sebagai subyek hukum dan pembubaran atau pembaruan dramatis atas Bank Dunia, IMF, dan WTO.

Para aktivis secara khusus menggugat apa yang mereka lihat sebagai "penyalahgunaan globalisasi" dan institusi-institusi internasional yang dirasa mempromosikan neoliberalisme tanpa rasa hormat terhadap standart adat. Target umum meliputi Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) serta perjanjian "pasar bebas" seperti NAFTA, FTAA, Multilateral Agreement on Investment (MAI) dan GATS. Mengingat kesenjangan ekonomi antara negara-negara kaya dan miskin, penganut gerakan ini mengklaim bahwa "pasar bebas" sesungguhnya akan menyebabkan bertambahnya kekuasaan negara-negara industri (sering diistilahkan sebagai "Utara" sebagai tandingan "Selatan" yang terdiri atas negara-negara berkembang).

Para aktivis juga sering menentang aliansi bisnis seperti Forum Ekonomi Dunia (WEF), Trans Atlantic Business Dialogue (TABD) dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), maupun pemerintah-pemerintah yang mempromosikan persetujuan-persetujuan atau institusi-institusi seperti itu. Yang lainnya berpendapat bahwa, jika perbatasan dibuka bagi modal, perbatasan pun harus dibuka dengan cara yang sama untuk memungkinkan para migran dan pengungsi secara bebas serta berpindah-pindah dan memilih tempat tinggalnya. Para aktivis seperti ini cenderung menjadikan sasaran organisasi-orgasisasi seperti International Organization for Migration dan Schengen Information System.

Terkadang ada juga argumentasi bahwa AS mempunyai keuntungan khusus dalam ekonomi global karena hegemoni dolar. Klaim ini menyatakan bahwa dominasi dolar bukanlah semata-mata konsekuensi dari keunggulan ekonomi AS. Sejarahwan globalisasi mengakui bahwa dominasi dolar juga didapat melalui kesepakatan politis seperti Bretton Woods System dan pedagangan minyak OPEC hanya dalam dolar, setelah AS meninggalkan standar emas dan menggantikannya dengan dollar.

Antiglobalisasi sebagai Antineoliberalisme

Banyak pihak melihat gerakan ini sebagai tanggapan kritis terhadap pengembangan neoliberalisme, yang secara luas dianggap telah dimulai oleh kebijakan Margaret Thatcher dan Ronald Reagan menuju kapitalisme laissez faire pada tingkat global dengan mengembangkan privatisasi ekonomi negara-negara dan melemahkan peraturan perdagangan dan bisnis. Para penganjur neoliberal berpendapat bahwa peningkatan perdagangan bebas dan pengurangan sektor publik akan membawa manfaat bagi negara-negara miskin dan kepada orang-orang yang miskin di negara-negara kaya. Kebanyakan pendukung antiglobalisasi sangat tidak sependapat, dan menambahkan bahwa kebijakan neoliberal dapat menyebabkan hilangnya kedaulatan lembaga-lembaga demokratis.

Pengembangan "antiperang"

Pada 2003, banyak bagian dari gerakan ini yang menunjukkan perlawanan luas terhadap perang Irak 2003. Banyak dari mereka bergabung dengan sekitar 10 juta atau lebih pengunjuk rasa dalam protes global anti perang Irak pada akhir pekan tanggal 15 Februari. Sebuah editorial New York Times menyebutnya sebagai "adikuasa kedua dunia". Pertemuan pencinta damai lainnya telah diorganisir gerakan antiglobalisasi dalam cara yang sama. Misalnya demonstrasi besar anti perang Irak yang terjadi di Forum Sosial Eropa pada November 2002 di Florence, Italia.

Kaum militan anti-globalisasi kuatir akan berfungsinya lemaga-lembaga demokratis sebagaimana mestinya, ketika para pemimpin dari banyak negara-negara demokratis (Spanyol, Italia, Polandia) bertindak melawan keinginan mayoritas rakyat mereka dengan mendukung peperangan. Noam Chomsky memaparkan bahwa para pemimpin ini "menghina demokrasi". Para pengkritik argumentasi seperti ini cenderung menunjuk bahwa ini adalah kritik yang lazim dalam demokrasi perwakilan — suatu pemerintahan yang terpilih tidak akan selalu bertindak searah dengan pendukung publik terbesar — dan karena itu, posisi para pemimpin itu tidak berarti tidak konsisten, karena memang negara-negara ini menganut sistem demokrasi parlementer.

Dalam pandangan banyak orang di dalam gerakan ini, isu-isu ekonomi erat terkait dengan isu-isu militer.
__________________


sambungan gerakan anti globalisasi!................



Pengaruh gerakan antiglobalisasi

Beberapa tulisan kritis yang berpengaruh telah mengilhami gerakan antiglobalisasi. No Logo, buku karangan wartawan Kanada, Naomi Klein, yang mengkritik praktek produksi perusahaan-perusahaan multinasional dan kehadiran pemasarannya yang didorong oleh merek dimana-mana dalam budaya populer, telah menjadi sebuah "manifesto" dari gerakan ini, menyajikan dalam cara yang sederhana tema-tema yang dengan lebih akurat telah dikembangkan dalam tulisan-tulisan yang lain. Di India, beberapa acuan intelektual dari gerakan ini dapat ditemukan pada tulisan-tulisan Vandhana Shiva, seorang ahli lingkungan hidup dan feminis, yang dalam bukunya Biopiracy mendokumentasikan bagaimana kapital alam masyarakat pribumi dan ecoregion telah diubah ke dalam bentuk-bentuk kapital intelektual, yang kemudian diakui sebagai properti komersial tanpa membagikan manfaat pribadi yang telah diperolehnya dengan asalnya. Penulis Arundhati Roy terkenal dengan aktivitas dan posisi anti-nuklirnya menentang proyek bendungan pembangkit tenaga listrik raksasa di India yang disponsori oleh Bank Dunia. Di Perancis majalah bulanan terkenal Le Monde Diplomatique mendukung perjuangan anti-globalisasi dan sebuah editorial yang dituliso oleh salah seorang direkturnya, Ignacio Ramonet menghasilkan dasar bagi pembentukan ATTAC. Tulisan-tulisan dari Jean Ziegler dan Immanuel Wallerstein memberikan rincian mengenai keterbelakangan dan ketergantungan dunia yang dikuasai oleh sistem kapitalis. Tradisi pasifis dan anti-imperialis sudah betul-betul mempengaruhi gerakan ini. Para pengecam kebijakan luar negeri AS seperti Noam Chomsky, dan almarhumah Susan Sontag, serta perusak komputer anti-globalis The Yes Men telah secara luas diterima di dalam gerakan.

Walaupun mereka mungkin tidak menyebut diri mereka sebagai antiglobalis dan kenyataannya adalah pro-kapitalisme, beberapa ekonom yang tidak sepakat dengan pendekatan neoliberal terhadap lembaga-lembaga ekonomi internasional sudah sangat mempengaruhi gerakan ini. Development as Freedom karangan Amartya Sen (pemenang penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi) berpendapat bahwa pembangunan negara dunia ketiga harus dipahami sebagai perluasan kemampuan manusia, bukan semata-mata sebagai peningkatan pendapatan perkapita nasional, dan oleh sebab itu memerlukan kebijakan-kebijakan yang juga mempertimbangkan kesehatan dan pendidikan, tidak hanya PDB. Usul penerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi, James Tobin, untuk mengenakan pajak terhadap transaksi finansial (kemudian dikenal dengan Pajak Tobin) telah menjadi bagian dari agenda gerakan.

George Soros, Joseph E. Stiglitz (peraih Nobel lainnya, pernah menjabat di Bank Dunia, penulis Globalization and Its Discontents) dan David Korten telah membuat argumen untuk meningkatkan transparansi secara drastis, untuk penghapusan utang, reformasi agraria, dan restrukturisasi sistem pertanggung jawaban perusahaan. Sumbangan Korten dan Stiglitz terhadap gerakan ini termasuk ikut serta dalam aksi langsung dan protes jalanan.

Beberapa negara Katolik Roma seperti Italia dirasakan pula pengaruh peranan agama, terutama dari para misionaris yang lama tinggal di Dunia Ketiga (yang paling terkenal adalah Alex Zanotelli). Pertemuan antara tradisi ini dan tradisi pasca-komunis sering dirasa aneh, tetapi tidak sepenuhnya berselisih.

Sumber internet dan situs web yang memberikan informasi bebas, seperti Indymedia, adalah sarana penyebaran gagasan bagi gerakan ini. Kumpulan materi-materi yang luas tentang gerakan spiritual, anarkisme, sosialisme libertarian, dan Gerakan Hijau yang sekarang tersedia di internet mungkin lebih berpengaruh daripada buku cetakan. Tulisan-tulisan Arundhati Roy, Starhawk, dan John Zerzan, khususnya, yang mulanya tidak dikenal, telah mengilhami kritik yang membela feminisme, proses konsensus dan pemisahan diri politik.

Organisasi
Walaupun tahun-tahun sebelumnya penekanan lebih telah diberikan untuk alternatif kontruksi akar rumput bagi globalisasi (kapitalis), gerakan ini semakin besar dan terbuka dalam mengorganisir massa pendukung dengan kampanye luas untuk aksi-aksi langsung dan pembangkangan sipil. Model pengorganisiran seperti ini, terkadang dibawah jaringan Peoples' Global Action, berusaha menyatukan berbagai kasus berbeda untuk bergabung bersama dalam satu perjuangan global.

Dalam beberapa hal, proses pengorganisiran dapat menjadi lebih penting bagi para aktivis, dibandingkan dengan gol atau pencapaian bagi komponen-komponen dalam gerakan.

Pada pertemuan-pertemuan korporasi, tujuan yang dinyatakan oleh kebanyakan demonstran adalah untuk menghentikan cara-cara bekerja korporasi. Walaupun demonstrasi jarang sekali berhasil lebih dari menunda atau mengganggu pertemuan-pertemuan itu, hal ini memotivasi mobilisasi dan memberikan mereka sebuah pandangan tujuan jangka pendek. Walau tidak didukung oleh banyak pihak di gerakan, bentrokan tetap terjadi di Genoa, Seattle, dan London dan kerusakan yang besar dapat terjadi di wilayah tersebut, terutama target "kapitalis" seperti restoran McDonalds.

Karena tidak adanya badan resmi yang mengkoordinir, justru gerakan ini berhasil melaksanakan protes-protes besar dalam sebuah basis global, menggunakan teknologi informasi untuk menyebarkan informasi dan mengatur gerakan. Pengunjuk rasa mengatur diri mereka sendiri dalam "kelompok kecil" (affinity groups), dengan ciri khas sebagai kelompok-kelompok tanpa hirarki dengan orang-orang dekat dan berbagi suatu tujuan politis umum. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian akan mengirimkan wakilnya ke pertemuan perencanaan. Bagaimanapun juga, karena kelompok-kelompok kecil ini masik dapat disusupi aparat intelijen, rencana yang penting dari aksi protes sering tidak dibuat sampai menit terakhir. Salah satu taktik yang umum digunakan dalam aksi protes adalah memecah dengan kesadaran untuk melawan hukum. Ini dirancang, dengan berbagai keberhasilan, untuk melindungi resiko secara fisik dan ancaman hukum akibat konfrontasi dengan aparat.

Sebagai contoh, di Praha sepanjang protes anti IMF dan World Bank pada September 2000, pengunjuk rasa memecah menjadi tiga kelompok yang terpisah, mendekata pusat konferensi dari tiga penjuru: satu dengan berbagai bentuk pembangkangan sipil (pawai gerakan Kuning), satu (pawai gerakan Pink/Silver) dengan "tactical frivolity" (kostum, tarian, teater, musik, dan seni) dan satu lagi (gerakan Biru) tergabung dalam konflik kekerasan dengan polisi yang dipersenjatai, dimana pengunjuk rasa melemparkan batu-batu kerikil yang didapat dari jalanan.

Demonstrasi-demonstrasi ini tumbuh menjadi sebuah masyarakat kecil. Banyak pengunjuk rasa mengambil pelatihan pertolongan pertama dan bertindak sebagai medis bagi pengunjuk rasa lainnya yang terluka. Beberapa organisasi seperti National Lawyer's Guild dan ACLU menyediakan bantuan hukum bila terjadi konfrontasi dengan aparat. Pengunjuk rasa mengaku bahwa media-media massa besar tidak sungguh-sungguh melakukan liputan, oleh karena itu, sebagian dari mereka kemudian mendirikan Independent Media Center, sebuah kolektif pengunjuk rasa yang dapat meliput berita saat aksi sedang berlangsung.

Demonstrasi dan Pertemuan

Salah satu protes Antiglobalisasi berskala internasional pertama yang diorganisir di belasan kota di seluruh dunia pada 18 Juni 1999, terutama London, Inggris dan Eugene, Oregon. Protes di Eugene, Oregon berubah menjadi kekacauan ketika kelompok anarkis lokal menggiring polisi keluar dari sebuah taman kecil. Seorang anarkis, Robert Thaxton ditangkap dan dihukum karena melemparkan batu ke arah polisi.

Mobilisasi besar yang kedua dari gerakan ini, dikenal sebagai N30, terjadi pada 30 November 1999, ketika para pengunjuk rasa menutup pintu masuk delegasi menuju pertemuan WTO di Seattle, AS. Pengunjuk rasa memaksakan pembatalan upacara pembukaan dan terus bertahan sepanjang pertemuan sampai 3 Desember. Sebuah aksi besar diijinkan, dilakukan oleh anggota AFL-CIO, dan aksi besar lainnya yang tanpa ijin terbagi dalam berbagai kelompok.

Tiga orang polisi terluka oleh tembakan sesama polisi, dan satu orang terkena lemparan batu. Kaum anarkhis Black Bloc menghancurkan jendela toko dari bisnis yang dimiliki atau yang merupakan waralaba dari perusahaan-perusahaan sasaran seperti sebuah toko besar Nike dan beberapa jendela Starbucks. Walikota kemudian menempatkan kota besar itu dalam apa yang setara dengan undang-undang darurat dan mengumumkan jam malam. Sejak 2002, kota Seattle telah membayar lebih dari $200.000 dalam penyelesaian tuntutan perkara terhadap Departemen Polisi Seattle untuk penyerangan dan penangkapan yang tidak sah, dengan suatu tuntutan class action yang masih menunggu keputusan.

Reaksi penegak hukum

Meskipun polisi setempat terpana oleh besarnya N30, para penegak hukum telah bereaksi di seluruh dunia untuk mencegah gangguan terhadap peristiwa-peristiwa di masa depan dengan berbagai taktik, termasuk dengan mengerahkan jumlah yang sangat besar, perembesan ke dalam kelompok-kelompok untuk mengetahui rencana-rencana mereka, dan persiapan-persiapan untuk menggunakan kekerasan untuk menyingkirkan para demonstran.

Di sejumlah tempat demonstrasi, polisi telah menggunakan gas air mata, semprotan cabe, granat yang menyebabkan gegar otak, peluru karet dan kayu, tongkat malam, meriam air, anjing, kuda, dan sesekali peluru hidup untuk mengusir para pengunjuk rasa. Setelah protes November 2000 G-8 di Montreal, di mana sejumlah demonstran dipukuli, diinjak-injak, dan ditangkap dalam apa yang dimaksudkan sebagai pesta unjuk rasa, diperkenalkanlah taktik memilah-milah para pemrotes menjadi zona-zona "hijau" (diizinkan), "kuning" (resminya tidak diizikan tetapi dengan sedikit konfrontasi dan risiko kecil ditangkap), dan "merah" (melibatkan konfrontasi langsung).
__________________

sambungan........


Di Quebec City, para pejabat pemerintah kota membangun dinding setinggi 3 m lebih di sekitar bagian kota tempat berlangsungnya Pertemuan Puncak Negara-negara Amerika. Hanya penghuni, delegasi ke pertemuan itu, dan beberapa wartawan yang terakreditasi yang boleh melewatinya. Meskipun polisi mengklaim bahwa unsur-unsur kekerasan di antara para demonstran harus dihadapi dengan tegas, mereka konon menembakkan gas air mata dan peluru karet dengan sembarangan, membubarkan kelompok-kelompok damai dan bahkan tim-tim medis yang membantu mereka yang terluka.

Protes KTT G8 di Genoa pada 18 Juli hingga 22 Juli 2001 adalah salah satu protes yang paling berdarah dalam sejarah terbaru Eropa Barat, terbukti dengan terbunuhnya seorang pemuda penduduk Genoa bernama Carlo Giuliani saat demonstrasi dan dirawatnya beberapa pengunjuk rasa di rumah sakit. Setelah itu polisi dituduh brutal, menyiksa, dan menindak terlalu jauh terhadap aksi damai. Beberapa ratus demonstran dan polisi terluka dan ratusan lainnya ditangkap selama hari-hari pertemuan G8; kebanyakan dari mereka yang ditangkap kemudian didakwa dengan pasal "asosiasi kriminal" di bawah undang-undang Anti-Mafia Italia dan Anti-Teroris . Sebagai bagian dari lanjutan penyelidikan, polisi kemudian menggerebek pusat sosial, pusat media, gedung-gedung serikat buruh, dan kantor hukum terus berlanjut di seluruh Italia sejak pertemuan puncak G8 di Genoa. Banyak petugas polisi atau pejabat terkait yang hadir di Genoa sepanjang pertemuan puncak G8, yang kini disediliki oleh hakim Italia, dan beberapa di antara mereka mengundurkan diri. Sejak itu, beberapa orang telah mengakui bahwa mereka menempatkan sejumlah bom Molotov untuk mengesahkan penggerebekan Sekolah Diaz, serta melaporkan berita bohong tentang penikaman atas seorang polisi untuk menyudutkan para aktivis

Di seluruh Skotlandia, berbagai macam organisasi seperti jaringan akar rumput Dissent dan koalisi konservatif besar "make poverty history" melakukan protes menentang pertemuan G8 yang ke 31, yang berlangsung di Gleneagles pada 2 Juli hingga 8 Juli 2005.

Protes dimulai akhir pekan sebelumnya dengan demonstrasi Make Poverty History di Edinburgh dengan sekitar 200.000 orang yang memakai t-shirts putih. Keesokan harinya, juga terjadi demonstrasi di Glasgow dengan tema Make Borders History yang menyoroti racist asylum dan politik imigrasi negara-negara G8 dan negara lain yang menutup perbatasan mereka bagi orang-orang yang ingin melepaskan diri dari kemiskinan dan penyiksaan politis, dan ini menjadi awal dari tiga konferensi tandingan di Edinburgh.

Hari-hari berikutnya para pengunjuk rasa menduduki gerbang Faslane, kompleks kapal selam nuklir, karnaval di Edinburg, demonstrasi di Penjara Dungavel, dan ribuan pengunjuk rasa berusaha mendekati lokasi pertemuan di Gleneagles Hotel.

Konferensi Tingkat Menteri ke-6 WTO berlangsung pada 13-18 Desember 2005 di Hong Kong. Negosisai berlanjut pada titik-titik isu kontroversial seputar pertanian, jasa, dan akses pasar bagi industri barang dan sumber daya alam.

Ribuan pengunjuk rasa yang diorganisir oleh Hong Kong People’s Alliance on WTO berpusat di Victoria Park. Aksi protes pada konferensi kali ini ternyata adalah rentetan protes yang paling dapat mendekati lokasi pertemuan sepanjang sejarah konferensi WTO. Polisi menggunakan cairan merica dan gas air mata untuk mencegah pengunjuk rasa mendobrak membuka jalan menuju lokasi konferensi WTO, Hong Kong Convention and Exhibition Centre. Setelah rententan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, pada 18 Desember lebih dari 1.000 pengunjuk rasa, mayoritas dari petani Korea Selatan, ditangkap dan puluhan lainnya terluka. [4]
Petani, buruh migran, dan aktivis dari Indonesia turut serta dalam rentetan aksi ini. 22 orang pengunjuk rasa dari Indonesia juga sempat ditangkap dan ditahan.

Jakarta
Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) bersama dengan La Via Campesina mengadakan "Konferensi Rakyat Asia Pasifik untuk Beras dan Kedaulatan Pangan" (The Asia-Pacific People’s Conference on Rice and Food Sovereignty) yang diselenggarakan di Jakarta, 14 hingga 18 Mei 2006, bersamaan dengan "FAO Regional Conference for Asia and the Pacific" yang juga berlangsung di Jakarta.

Konferensi selama lima hari ini bertujuan terutama untuk menekan FAO agar mengadopsi konsep kedaulatan pangan, menekan pemerintah untuk tidak melakukan impor beras, dan menyebarkan informasi secara luas mengenai dampak buruk liberalisasi perdagangan pertanian melalui GATT dan WTO. Konferensi ini juga akan membahas tuntas mengenai konsep alternatif dari petani, yakni kedaulatan pangan (food sovereignty) yang merupakan konsep yang berpihak kepada petani, dan bukan pada pedagang dan korporasi.

Konferensi rakyat ini dihadiri oleh 10 organisasi petani anggota La Via Campesina dari 9 negara di Asia Pasifik, 12 serikat petani anggota FSPI dari 12 propinsi di Indonesia, dan LSM Internasional. Mereka yang hadir antara lain, organisasi petani dari Filipina (Paragos dan KMP), Thailand (AOP), Korea Selatan (KPL dan KWPA), Jepang (Nouminren), India (KKRS), Srilangka (Monlar), Nepal (ANPA), Banglades (BKF), Amerika Serikat NCFFC), Indonesia (FSPI), Timor Leste (Hasatil) dan Vietnam (VNFU). [5] [6] [7]

Hadir pula Front Mahasiswa Nasional(FMN) yang berwatak demokrasi nasional. Tergabung dalam International Leagues People Struggle(ILPS) yang bersifat Global. FMN sendiri mempunyai garis anti Imperialisme, anti Feodalisme, dan anti Kapitalis Birokrat. FMN lahir pada tahun 2003 yang isinya berupa gabungan beberapa organisasi dari seluruh wilayah dan daerah diIndonesia. Pada Tahun 2006, FMN melaksanakan Kongres II diBandung.

Forum-forum sosial internasional

Rencana penting pertemuan antiglobalisasi militan telah terwujud dalam Forum Sosial Dunia (WSF). WSF yang pertama merupakan suatu prakarsa pemerintah Porto Alegre di Brasil. Semboyan Forum Sosial Dunia adalah "Another World Is Possible". Di sinilah Charter of Principles dari WSF telah diadopsi untuk menjadi kerangka bagi forum-forum.

WSF menjadi suatu pertemuan berkala: pada 2002 dan 2003 diselenggarakan kembali di Porto Alegre dan menjadi suatu titik pertemuan bagi protes di seluruh dunia melawan invasi Amerika ke Irak. Pada 2004 pertemuan berpindah ke Mumbai (dahulu dikenal dengan Bombay, di India), agar menjadikan pertemuan ini semakin mudah diakses oleh populasi dari Asia dan Afrika. Pertemuan terakhir ini dihadiri oleh 75.000 delegasi.

Pada waktu bersamaan, forum-forum regional terselenggara dengan mencontoh WSF, mengadopsi Charter of Principles. Forum Sosial Eropa (ESF) pertama diselenggarakan pada November 2002 di Florence. Semboyannya adalah "Melawan perang, melawan rasisme dan melawan neoliberalisme". Tercatat keikutsertaan 60.000 delegasi dan diakhiri dengan suatu demonstrasi anti perang yang sangat besar (melibatkan 1.000.000 orang, menurut organisator). Dua pelaksanaan ESF lainnya mengambil tempat di Paris dan London, berturut-turut pada 2003 dan 2004.

Baru-Baru ini telah ada beberapa diskusi di balik gerakan tentang peran forum-forum sosial itu. Beberapa pihak melihatnya sebagai sebuah "universitas rakyat", suatu kesempatan untuk membuat banyak orang sadar akan permasalahan globalisasi. Yang lainnya lebih suka bila delegasi memusatkan perhatian pada usaha mereka untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi gerakan serta merencanakan kampanye baru.

Pengaruh bagi negara-negara berkembang

Sebagian orang mengklaim bahwa di negara-negara maju umumnya yang memiliki tradisi yang kuat dalam kebebasan berpendapat, pengendalian atas polisi, hak-hak sipil, dan penegakan hukum, terjadi mobilisasi besar-besaran. Di negara-negaraini, salah satu tujuannya adalah membuktikan bahwa para pengunjuk rasa ini lebih dapat mengatur dirinya dibandingkan apabila mereka dikendalikan dengan kekerasan. Pada 15 Maret 2002 di Barcelona, 250.000 orang "mengadakan kerusuhan" selama beberapa hari tanpa menimbulkan cedera kepada siapapun pada kedua belah pihak. Dibandingkan kerusuhan
sepak bola yang sering terjadi di Eropa, cedera yang terjadi jauh lebih sedikit. Namun demikian beberapa kerusakan hak milik pribadi dan masyarakat toh terjadi, yang mestinya dapat dihindari dalam sebuah unjuk rasa masyarakat.

Di Argentina, pada krisis ekonomi 2001/2002, jutaan warga biasa turun ke jalan selama beberapa hari, dengan hasil yang sama dengan protes di Barcelona, yang hasilnya sejumlah perubahan dalam pemerintahan federal. Pada 19 dan 20 Desember 2001, kerusuhan di Buenos Aires dan sejumlah kota besar lainnya menyebabkan presiden Fernando de la RĂșa yang saat itu berkuasa, mengundurkan diri, meskipun 32 orang demonstran terbunuh. Pada saat yang sama dan juga selama 2002, ribuan rakyat kelas menengah turun ke jalan menentang lembaga-lembaga keuangan dan perusahaan-perusahaan asing sambil memukuli poci dan panci (hal ini menyebabkan timbulnya istilah cacerolazo), untuk memprotes pembekuan rekening-rekening bank mereka dalam apa yang disebut corralito. Pada bulan-bulan berikutnya, rakyat Argentina mengembangkan sejumlah sistem ekonomi alternatif, struktur sosial dan sistem pemerintahan otonom sendiri yang berbasis lingkungan. Slogan yang populer dalam gerakan tersebut adalah ¡Que se vayan todos! ("Semua keluar [dari pemerintahan]!"), menunjukkan frustrasi para demonstran bukan hanya terhadap korupsi dalam pemerintahan, tetapi juga dengan kseluruhan struktur pemerintahan.

Di India, pandangan-pandangan Vandana Shiva, Amartya Sen dan Arundhati Roy sangat populer, dan memperoleh status selebriti penuh. Gagasan-gagasan mereka yang diterima dan diminati, seperti halnya juga dengan gagasan-gagasan Mohandas Gandhi menjadi tantangan besar dan spesifik terhadap fundamentalisme Hindu dan Muslim. Ketiganya juga menghasilkan dampak yang cukup besar di dalam gerakan "antiglobalisasi".


Comments