SILSILAH TAROMBO MARGA SIREGAR.

TONGKAT TUNGGAL PANALUAN DAN TONGKAT MALAIKAT DARI KARO













----Tongkat Tunggal Panaluan Karo (Tongkat Guru)---
Perhatikan gambar 67...
Tongkat tunggal panaluan yang terdapat di daerah Karo, mempunyai keunikan tersendiri, berbeda dengan tongkat tunggal panaluan yang terdapat di daerah Toba. Dari pangkal bagian atas sampai ke bawah secara berjenjang diukir bentuk antropomorfis dan zoomorfis. Pemaduan figus yang berlainan Jems sebagai ekspresi seniman pengukimya, jelas mewujudkan bentuk dekorasi yang indah, selain dari pada itu senimannya juga memberikan gambaran karakter kehidupan orang-orang Batak zaman dahulu.
Melihat dari bentuknya tongkat tunggal panaluan tidak hanya berfungsi praktis, lebih dari itu juga mengandung nilai-nilai simbolis magis. Variasi yang dekoratif dari perpaduan aneka figur-figur sebagai komposisi antara figur sebelas atas dengan figur bagian bawah sedemikian rupa diolah sehingga terjadi suatu penyatuan bentuk yang estetis. Hal· inilah yang membuat kita kagum atas prestasi yang dicapai oleh pengukimya, justru penataan dari berbagai figur dengan ungkapan plastis yang kompleks diperlukan perasaan estetis yang luar dan dalam.
Detail patung yang terdiri dari sebelas figur manusia, dari bagian atas hingga di pertengahan tongkat · bentuknya tidak dipahat secara anatomis namun memberi kesan kepada suatu keluarga yang dihimpun oleh adat yang kuat (dalihan na tolu), sehingga terwujud suatu kesatuan yang tak tergoyahkan oleh siapapun.

Patung-patung yang dibuat dari cabang kayu tenggolan (kayu besi) mulai dari pangkal diukir sampai kebawah digambarkan lewat pahatan plastis tanpa proporsi anatomis. Patung induk pada pangkal tongkat diukir manusia sedang menunggang hewan motif raksasa adalah buah intuisi jiwa pemahatnya yang mengekspresikan seorang raja sedang menunggang kuda. Perbandingan kepala dengan bentuk tlibuh yang kerdil kelihatan agak lucu, namun kesan kewibawaan terasa pada pandangan matanya yang tajam kedepan .. Pada bagiari kepala yang polos kita dapati benjolan, fungsinya dipakai untuk pengikat ijuk atau bulu ayam jago, sebagai pengganti rambut, sewaktu tongkat itu dipakai pada upacara-upacara adat.
Agak kebawah kita melihat enam buah relif manusia melingkar, menopang patung induk, melambangkan kecintaan rakyat terhadap rajanya. Sikap patung diukir dalam posisi duduk. Lebih kebawah terdapat dua buah patung bertolak belakang dipahat simetris posisi tangan digambarkan sedang memohon restu, dan kedua siku ditumpukan pada paha. Tipe dan tema yang sama pada patung ini terdapat pada bagian bawahnya.
Di sini pemahatnya menggambarkan kepribadian perwatakan yang membawa perasaan hormat. Ketangguhan mengolah dan pengaturan komposisi patung-patung mini yang terdapat pada tongkat tunggal panaluan merupakan bukti betapa tinggi jangkauan ilmu ukir nenek moyang kita pada masa yang lalu. Selanjutnya mari kita menatap dekorasi pelengkap ukiran ornament bercorak zoomorfis, secara berjenjang kebawah terdapat ekor anjing, ekor lipan, kepiting, bunglon, ekor kalajengking dan ekor kodok.
Dari seluruh hewan-hewan yang menyertai tongkat tunggal panaluan itu merupakan perlambang di samping penghargaan dibata i teroh (Tuhan di bawah) menurut konsep sirienek moyang kita zaman dahulu. Fungsi ideal, keseluruhan ukiran yang terdapat pada tongkat tunggal panaluan menurut kepercayaan animis adalah sebagai pengusir roh-roh jahat (setan) lewat acara nguncang kuta, ngarkari, ngulak dan lain-lain.
Lebih dari pada itu tongkat tunggal panaluan juga memiliki nilai-nilai spiritual yang berhu bungan dengan hara pan terkabulnya cita-cita seperti meminta hujan di waktu musim ke-_ marau, di samping nilai-nilai estetika pada variasi hiasan berupa fragmen dari pengalaman . hidup lingkungan yang disematkan pada tongkat tunggal panaluan itu.
----. Tongkat Malaikat ---
Perhatikan gambar 68....
Melihat bentuk dan motif hiasan yang diabadikan pada tongkat Malaikat lebih sederhana dibandingkan dengan tongkat tunggal panaluan. Mukjizat tongkat Malaikat menurut kepercayaan suku Batak Karo lebih tinggi dari tongkat-tongkat lainnya, justru tongkat ini tidak sembarang orang yang memilikinya. Tongkat ini juga tidak boleh dipakai di daerah yang digenangi air. Dalam bahasa Karo disebut tanah matai. Kepercayaan m1 sampai sekarang masih melekat di kalangan orang orang Karo, terlebih bagi masyarakatnya yang masih tinggal di pedesaan, oleh karena orang Karo beranggapan bahwa tongkat malaikat mempunyai kekuatan magis, sakral, ·disamping mempunyai nilai-nilai fungsional seperti nguncang kuta ngarkari, ngulak dan lain-lain melalui upacara-upacara ritual dengan iringan gendang dan tari.
Patung induk pada pangkal tongkat, bentuknya sama dengan patung tongkat tunggal panaluan, dan patung tutup perminaken, hanya pada tongkat ini kita melihat dua figur sebagai tambahan yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang hewan, dimaksudkan sebagai pengawal patung induk. Posisi kedua patung mini ini diukir dalam sikap duduk, sedang kedua tangan digambarkan sedang mengadakan penyembahan terhadap sesuatu yang lebih tinggi, namun memiliki perwatakan seni yang dalam. Variasi hiasan di bagian bawah patung induk terdapat sembilan ukiran relief manusia. Motif relief kelihatan sama dengan kedua figur manusia yang terdapat pada · patung induk tapi berbeda dalam variasi. Seandainya diperhatikan secara teliti, terdapat kesan yang menggambarkan tentang kekerasan watak namun berfungsi terhadap kehidupan manusia sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
Sumber bacaan : "Seni Patung Batak dan Nias, M.Saleh, Depdikbud , 1981

Comments